Buntuna, Baolan, Tolitoli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pianlauding (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k tanpa rujukan
Baris 1:
{{rapikan}}
{{desa
|peta =
Baris 12 ⟶ 11:
|kepadatan =-
}}
'''Buntuna''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Baolan, Tolitoli|Baolan]], [[Kabupaten Tolitoli]], [[Sulawesi Tengah]]. Desa tersebut terletak di arah selatan dari ibu kota Kabupaten Tolitoli dengan jarak kurang lebih 4 km dari ibukota kabupaten dan dapat ditempuh dengan kendaraan darat dengan waktu perjalanan 15 menit. Desa tersebut memiliki ketinggian 50 meter dari permukaan laut dan mempunyai luas wilayah ±5.500 hektar.
 
Desa Buntuna yang mempunyai lahan pertanian yang subur dengan mata pencarian penduduk 70 % bergantung dari hasil pertanian, 15% Industri Batubata sedangkan sisanya 15 % adalah pedagang, dan usaha lain – lain. adapun Batas –batas desa Buntuna meliputi   sbb :
 
·        Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Nalu
 
·        Sebelah timur berbatasan dengan Desa Dadakitan
 
·        Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lelean Nono
 
·        Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Tambun
 
== '''Sejarah Desa''' ==
Desa ''Buntuna'' terletak disebelah selatan Ibu Kota Kabupaten adalah salah satu bagian Dari 6 ( Enam ) Kelurahan dan 4 ( empat ) Desa Yakni Desa Dadakitan, Pangi, Lelean Nono dan Desa Buntuna yang ada dikecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli.
 
''Buntuna'' diambil dari Kata “ '''Buubuntu''' ” yang dalam Bahasa Daerah Asli ( Bahasa Tolitoli ) dapat diartikan sebagai “ ''dataran yang lebih tinggi dari kawasan disekitarnya'' “ . konon menurut cerita orang –orang tua dan sesepuh Desa Buntuna, pada saat Raja Tolitoli bernama Mohammad Syaiful Muluk Mujuddin Malatuang hendak dikebumikan, keadaan di Tolitoli pada umumnya sedang dalam masa musim penghujan dan hampir semua wilayah terdapat genangan air, sehingga dicarilah tempat yang tidak tergenangi air untuk mengebumikan Jasad Beliau, maka sampailah rombongan tersebut di Buntuna dan jasad beliau dikebumikan di Desa Buntuna.
 
Awalnya Buntuna masih merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Desa Tambun sekarang Kelurahan Tambun yang saat itu dijabat oleh Rasidin R Idris sedangkan wilayah Buntuna adalah Gabungan dari 3 ( Tiga ) buah dusun yang ada di Desa Tambun yaitu, Dusun Taupa, Tengah dan Limeongan dan menjadi Sebuah Desa Definitif pada tahun 2007.
 
pada tahun 2007 hingga saat ini Desa Buntuna telah dipimpin oleh beberapa Kepala Desa dan Pejabat sementara sebagai berikut :
{| class="wikitable"
|'''NO.'''
|'''NAMA'''
|'''PERIODE'''
|'''KETERANGAN'''
|-
|1.
|Sudin Sunusi
|2007 - 2009
|
|-
|2.
|Ismail Nawir
|2009 - 2011
|Pjs.
|-
|3.
|Waris N Lauding
|2011 - 2017
|Saat ini
|}
 
'''a.      Dusun Taupa'''
 
Berasal dari kata '''Mol<sub>r</sub>itaupan''' yang berarti '''bertemu''', hal ini diambil dari dua buah       gunung yang bertemu atau berpapasan.
 
'''b.      Dusun Ogomoomut'''
 
Konon daerah ini ditumbuhi sejenis tanaman yang berbau harum yang sebagian pohonnya merampat ke air sungai sehingga air sungai tersebut menjadi harum, yang oleh masyarakat setempat dinamakan '''Ogo Moomut''' atau '''air harum.'''
 
'''c.       Dusun Tamandayo'''
 
Kata Tamandayo berasal dari bahasa Tolitoli yang berarti Pegunungan atau bukit  tertinggi, dimana di daerah ini terdapat sebuah gunung yang tinggi dari gunung-gunung yang ada disekitarnya.
 
'''d.      Dusun Leok Langgii'''
 
Leok Langgii berasal dari kata '''Leok''' yang artinya '''Teluk''' dan '''Langgii''' berarti kegiatan memcuci rambut dengan menggunakan hasil cukuran kelapa yang oleh orang-orang setempat dikenal dengan istilah '''Coho'''
 
'''e.       Dusun Lumeongan'''
Lumeongan berasal dari dua kata yaitu Lumeo dan Engan. '''Lumoe''' berarti '''Keluar / setengah keluar''' sedangkan '''Engan''' adalah '''sapaan untuk orang laki-laki''' dalam bahasa Tolitoli.
 
{{Baolan, Tolitoli}}