Kota Pariaman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 213:
Masyarakat di kota Pariaman ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan etnis Minangkabau umumnya. Sebagai kawasan yang berada dalam struktur ''rantau'', beberapa pengaruh terutama dari [[Aceh]] masih dapat ditelusuri sampai sekarang, di antaranya penamaan atau panggilan untuk seseorang di kawasan ini, misalnya ''ajo'' (lelaki dewasa, dengan maksud sama dengan [[kakak]]) atau ''cik uniang'' (perempuan dewasa, dengan maksud sama dengan kakak) sedangkan panggilan yang biasa digunakan di kawasan ''darek'' adalah ''uda'' (lelaki) dan ''uni'' (perempuan). Selain itu masih terdapat lagi beberapa panggilan yang hanya dikenal di kota ini seperti ''bagindo, sutan'' atau ''sidi'' (sebuah panggilan kehormatan buat seseorang yang telah menikah dirumah mertuanya tapi tidak dirumah orang tua kandungnya).
 
Kemudian dalam tradisi perkawinan, masyarakat pada kota ini masih mengenal apa yang dinamakan ''Ba japuik'' atau ''Ba bali'' yaitu semacam tradisi di mana pihak mempelai wanita mesti menyediakan uang dengan jumlah tertentu yang digunakan sebagai uang kehormatan untuk meminangkeluarga mempelai prianya.
 
== Referensi ==