Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 96:
Dari tahun 1813 kesultanan Muhamad Ali di Bangka kota menjadi target penyerangan Belanda selanjutnya namun tidak berhasil karena rakyat bangka dari semua DEPATI bersatu melawan Belanda yang di pimpin oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama FATIH KRIO PANTING (Pangliam pantun) yang menjadi komandannya yaitu HULU BALANG NILAM.mereka adalah saudara seperguruan ahli dalam bela diri silat sambut dan punya ajian atau BATIN TIKAL (ilmu tubuh terpotong bisa nyambung kembali) Maka masyarakat bangka menjulukinya dengan BATIN TIKAL. Pada tahun 1851Belanda dengan segala upaya ingin menguasai bangka maka Belanda mengadakan Politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah) menghasut HULU BALANG NILAM dengan menjanjikan Hulu Balang Nilam menjadi Sultan Bangka menggantikan Sultan Muhamad Ali kakak seperguruannya.sehinga Hulubalang Nilam termakan hasutan belanda itu. semenjak itulah perlawanan rakyat bangka menjadi menurun lalu Sultan Muhamad Ali terpenggal kepalanya di tangan adik seperguruannya sendiri.Semenjak Tahun 1851 Belanda baru bisa masuk ke bangka.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali (
Setelah timah ditemukan pada abad ke-17, membuat Bangka mendapatkan kekayaan dan terkenal sebagai penghasil Timah terbesar di [[Indonesia]].<ref name="trevelIndonesia"/> Sekarang meski masih ditambang namun tidak sebanyak seperti dahulu.<ref name="trevelIndonesia"/>
|