Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 105:
sejak tahun 1804 Kesultanan Mahmud Badarudin 11 di tangkap belanda dan di buang ke manado kemudian Kesultanan di gantikan oleh Sultan Najamudin 11 (Husin Dhiauddin) 1813 di angkat Sultan oleh Belanda. Kemudian Belanda membuka residennya di Palembang semenjak itu Bangka menjadi sasaran target penyerangan.Namun perlawanan rakyat bangka di pimpin lansung oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama Fatih Krio Panting (panglima pantun) dan Hulu Balang Nilam sebagai komandan pasukan kesultanan mereka jberdua adalah saudara seperguruan mereka mempunyai keahlian ilmu bela diri ketangkasan silat bernama silat Sambut dan ilmu kebatinan bernama BATIN TIKAL ( ilmu tubuh terpotong bisa nyambung) di kenal dengan BATIN TIKAL .
 
Benteng pertahanan di tanjung Tedung dan pulau Nangka karena secara strategi perang Belanda tidak bisa langsung masuk ke sungai Bangka Kota di karena dangkal sedangkan Belanda mengunakan kapal yang besar maka Belanda dapat masuk melalui sungai Selan yang lebih dalam dan lebar maka di lakukan pertahanan di Tanjung Tedung dan pulau Nangka karena dekat dengan muara sungai selan. Hingga akhirnya belanda menggunakan politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah). Pada tahun 18511823 Belanda berhasil menghasut Hulu balang Nilam untuk berkerja sama dengan belanda untuk melawan Fatih Krio Panting dengan di janjikan di angkat menjadi Sultan di Bangka dan Hulu balang Nilam mesetujui perjanjian tersebut. kemudian Belanda mulus mendarat di sungai selan dan kemudian menyerang ke bangka kota melalui jalur darat dengan diam-diam dengan pasukan penuh yang bergabung dengan pasukan Hulu Balang Nilam yang setia pada Hulu Balang Nilam.Pada (+5)tahun 1851 Hulu Balang Nilam berhasil membunuh Fatih Kro Panting dengan cara memenggal kepalanya dan kepala Fatih krio Panting di bawa ke Resident belanda di palembang di hadapan keresident belanda Kepala kepala Fatih krioin Panting masih bisa berbicara dengan pantun minta kepalanya di kembalikan ke bangka. Pantunnya yang berbunyi " Krio panting secupat jada....pisah badan la biasa....Krio panting pulang ke bangka....kalo dak gempur negri belanda...mendengar ancaman itu terdengarlah sampai ke keluarga kerajaan belanda sehingga atas perintah ratu belanda memerintahkan kapten bacing untuk mengembalikan kepala Fatih kro panting kebangka.Sesampai di bangka yaitu di sungai selan kapten Bacing penasaran ingin memotong rambut Fatih krio panting tapi tiba-tiba petir menyambar tubuh kapten Bacing hingga gosong dan tewas melihat kapten tewas Hulu Balang Nilam marah dan memegang kepala Fatih Krio panting tapi tangannya tak bisa di lepas seperti lengket hingga badanya mengering lalu tewas.Kemudian Kapten Bacing di makam kan di sungai selan sedangkan Hulu Balang Nilam di makamkan di desa gudang. Sebelum di makamkan Fatih Krio panting menyampaikan pesan kepada anak dan cucu keturunannya melalui pantun yang berbunyai ' Krio Panting Putus berdenting....cupak jantang dak beruba...Harta dan tahta dak penting....saudara, iman dan harga diri nak di jaga....lalu beliau meminta di makamkan kepalanya di atas makam Hulu Balang Nilam adiknya sebagai nisan Hulu Balang Nilam. Dari makam di desa Gudang inilah termakna pesan" KAMU TEGA MEMBUNUH SAUDARAMU MAKA SEBAGAI NISAN KEPALA SAUDARA MU INILAH"
 
=== Perlawanan Depati Bahrin ===