Pembicaraan:Perusahaan Hindia Timur Belanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 11:
[[Berkas:VOC-Amsterdam.svg|right|thumb|150px|Logo Kamar Dagang VOC di Amsterdam]]
== Latar belakang ==
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh [[Vasco da Gama]], yang pada tahun [[1497]]-[[1498]] berhasil berlayar dari [[Eropa]] ke [[India]] melalui [[Semenanjung Harapan]] (Cape of Good Hope) di ujung selatan [[Afrika]], sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa [[Belanda]]. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman –kolonisasi- dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di [[Jawa]], [[Sumatera]] dan [[Maluku]], sedangkan di [[Suriname]] dan [[Curaçao]], tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal penindasan bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun [[1591]] Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun [[1580]], menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya [[Jan Huyghen van Linschoten]] dan [[Cornelis de Houtman]] menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama [[Cornelis de Houtman]] ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun [[1595]]-[[1597]].
|