Kadipaten Surabaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 10:
 
=== Konflik dengan Mataram dan kejatuhan ===
Ketiika Mataram dan Surabaya memperluas wilayah mereka dan pengaruhnya, mereka mulai bersaing untuk hegemoni di jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 1590, Mataram, di bawah pemerintahan [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]], menyerang dan mengambil alih [[Madiun]], yang didukung oleh bawahan Surabaya.{{Sfn}} Mataram dan Surabaya yang didukung saingan pewaris takhta di Kediri. Pihak Surabaya menang dipada tahun 1591, dan pihak yang kalah melarikan diri ke Mataram.{{Sfn}} Pada tahun 1598 dan 1599 Mataram gagal menyerang [[Tuban]], anggota sekutu Surabaya.{{Sfn}}{{Sfn}} Pada tahun 1610 Mataram mulai melakukan penggerebekan di Surabaya sendiri, {{Sfn}} menghancurkan tanaman padi dan menjarah [[Kabupaten Gresik|Gresik]] pada tahun 1613.{{Sfn}}{{Sfn}} Belanda penulis laporan dari pos perdagangan Gresik menulis sering terjadi konflik Mataram–Surabaya di awal abad ke-17.{{Sfn}}{{Sfn}} Belanda menutup posnya pada tahun 1615 ketika konflik semakin intensif.{{Sfn}}{{Sfn}}
 
Pada tahun 1613 [[Sultan Agung dari Mataram|Hanyakrakusuma]] ({{Reign|1613|1645}} 1613{{Reign|1613|1645}} 1645, yang kemudian bergelar [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]]) naik takhta Mataram.{{Sfn}} Dia mulai mengadakan perang yang pada akhirnya akan mengakibatkan jatuhnya Surabaya. Pada tahun 1614 Agung menyerbu beberapa sekutu dari Surabaya, terutama termasuk Wirasaba.{{Sfn}} Surabaya dan sekutunya kemudian melakukan serangan balasan dan menyerbu Mataram, tetapi dikalahkan di Siwalan, dekat Pajang, pada bulan Januari 1616.{{Sfn}}{{Sfn}} Selanjutnya, Mataram secara bertahap menaklukkan sekutu Surabaya, terutama Tuban pada tahun 1619.{{Sfn}}