Khadijah binti Khuwailid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 110.137.178.99 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 91.1.216.181
Tag: Pengembalian
Menolak 6 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 12708540 oleh HsfBot
Baris 1:
{{Istri-istriMuhammad}}
{{Infobox person
| name = Khadijah<br><small>[[Ummahatul mu'minin|ibu orang beriman]]</small>
| native_name ={{smaller|([[bahasa arab]]): خديجة}}
| image = [[Berkas:Khadija al-Kubra.jpg|200px]]
| birth_name = Khadījah bint Khuwaylid
| birth_date = Tahun 555 M atau 567 (menurut sumber lainnya)
| birth_place = {{longitem|[[Mekkah]], [[Hijaz]], [[Jazirah Arab]] <br/>{{smaller|(present-day [[Saudi Arabia]])}}}}
| death_date = Tahun 620 M (umur : 53–65)
| death_place = {{longitem|Mekkah}}
| resting_place = [[Jannatul Mu'alla]], [[Mekkah]]
| other_names = Khadījah al-Kubra
| spouse = 'Atiq bin Abdillah Al-Makhzumi <br> Abu Halah bin Zararah At-Tamimy <br> [[Muhammad]]
| children = Hindun binti ‘Atiq <br> ‘Abdullah bin ‘Atiq <br> Halah bin Abi Halah <br> Hindun bin Abi Halah <br> Zainab binti Abi Halah <br> [[Qasim bin Muhammad]] <br> ‘[[Abdullah bin Muhammad]] <br> [[Zainab binti Muhammad]] <br> [[Ruqayyah binti Muhammad]] <br> [[Ummu Kultsum binti Muhammad]] <br> [[Fatimah binti Muhammad]]
| parents = [[Khuwailid bin Asad]] <br> Fatimah bint Za'idah
| relatives = [[Asad bin Abdul 'Uzza|Asad bin Abdul Uzza]] (kakek) <br> [[Halah binti Khuwailid]] (saudara perempuan) <br> [[Waraqah bin Naufal]] (sepupu)
}}
 
''''''Khadijah binti Khuwailid'''''' ([[Bahasa Arab]]:خديجة, '''Khadijah al-Kubra'''<ref name="ummah">http://www.ummah.net/khoei/khadija.htm</ref>) (sekitar 555/565/570 - 619/623) merupakan isteri pertama [[Nabi]] [[Muhammad]]. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah al-Kubra, anak perempuan dari [[Khuwailid bin Asad|Kuwailid bin Asad]] dan [[Fatimah binti Za'idah]], berasal dari kabilah [[Bani Asad]] dari suku [[Quraisy]]. Ia merupakan wanita [[Orang-orang pertama yang memeluk Islam|as-Sabiqun al-Awwalun]].
 
 
''''''Khadijah binti Khuwailid'''''' ([[Bahasa Arab]]:خديجة, '''Khadijah al-Kubra'''<ref name="ummah">http://www.ummah.net/khoei/khadija.htm</ref>) (sekitar 555/565/570 - 619/623) merupakan isteri pertama [[Nabi]] [[Muhammad]]. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah al-Kubra, anak perempuan dari [[Khuwailid bin Asad|Kuwailid bin Asad]] dan [[Fatimah binti Za'idah]], berasal dari kabilah [[Bani Asad]] dari suku [[Quraisy]]. Ia merupakan wanita [[Orang-orang pertama yang memeluk Islam|as-Sabiqun al-Awwalun]].
 
== Keluarga ==
Khadijah merupakan putri seorang pembesar Bani Asad bin Abdul Uzza bin Qushay. Ayahnya bernama [[Khuwailid bin Asad]] dan ibunya Fatimah binti Za'idah bin Ahsam bin Asad. Nasabnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay, nasabnya bertemu Nabi Muhammad di kakek Qushay. Dia memiliki 3 saudara lk: Hizam, Awwam, Naufal dan 1 saudara pr Halah.
 
== Kelahiran & kehidupan keluarga ==
Baris 29 ⟶ 9:
Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu [[Waraqah bin Naufal]]. Ia berkata, “Tapada malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat [[matahari]] berputar-putar di atas kota [[Mekkah]], lalu turun ke arah [[bumi]]. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat ke mana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. [[Cahaya]]nya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku". Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Tak lama kemudian Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Nabi Muhammad.
 
== Pernikahannya ==
== Menikah dengan Abu Jahal ==
Pada masa Jahiliyah, dia menikah dengan Abu Jahal (Amr bin Hisyam bin al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum al-Makhzumi) dari Bani Makhzum. Dengannya dia memiliki anak Asma (pr) dan Jahal (lk). Khadijah dan Abu Jahal pada masa jahiliyah sangat dihormati.
 
Namun, terjadi perceraian antara Khadijah dan Abu Jahal. Abu Jahal selalu menyiksa Khadijah. Namun bukan Khadijah yang menceraikan, justru Abu Jahal sendiri. Hingga akhirnya Abu Jahal menikah dengan Ummu Mujalid binti Amr dan memiliki anak Ikrimah dan Juwairiyah. Abu Jahal juga menikahi Arwa binti Umair bin Ma'bad bin Zirarah dan memiliki anak Tamimi dan Zirarah.
 
== Menikah dengan Abu Halah ==
Setelah cerai dengan Abu Jahal, dia menikahi Abu Halah (Malik bin Nabbasy bin Zurar bin Habib bin Ka'ab bin Sa'ad bin Tamim at-Tamimi) dari Bani Tamim. Dengannya dia memiliki anak Halah (pr), Hindun (pr), Zaynab (pr). Tak lama kemudian, Abu Halah meninggal.
 
== Menikah dengan Abu Jariyah ==
Setelah Abu Halah meninggal, Khadijah menikahi Abu Jariyah (Atiq bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum al-Makhzumi) darai Bani Makhzum juga seperti suku Abu Jahal. Dengannya, dia memiliki anak Jariyah (lk), Abdullah (lk) dan Hindun (pr). Setelah 6 tahun, Abu Jariyah meninggal.
 
== Menikah dengan Abu Qasim ==
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Lamaran dari Khadijah kepada Rasulullah s.a.w . Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu Khadijah r.a. berkata: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tetapi tahu harga dirinya)
Baris 52 ⟶ 21:
‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: ''Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?'' Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah: Khadijah : ''Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad Saw. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya, kalau tidak, aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati''. Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. ''Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?'' tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: ''Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.''Ia belum tahu, tetapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran''.
 
Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman. ‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah: ''itu bagus sekali'', kata Abu Thalib. ''Tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.'' Setelah itu dia menikahi Abu Qasim (Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim al-Hasyimi) dari Bani Hasyim, dengannya dia memiliki anak Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah.
 
== Khadijah yang baik dan cantik ==
{{Istri-istriMuhammad}}
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: Nafisah : ''Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?'' Muhammad SAW menjawab: ''Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.'' Nafisah: ''Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?''