Megalodon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 1.039:
=== Perubahan ekosistem ===
[[File:Piscobalaena nana.jpg|thumb|Kepunahan megalodon mungkin berkorelasi dengan kepunahan spesies-spesies [[paus balin]] kecil, seperti ''[[Piscobalaena nana]]''.<ref name=collareta2017 />]]
Keanekaragaman mamalia laut mencapai puncaknya pada kala Miosen,<ref name="G" />{{rp|71}} misalnya paus balin yang memiliki lebih dari dua puluh [[genus]], sementara pada zaman modern hanya ada enam.<ref>{{Cite journal|author1=Dooly A.C. |author2=Nicholas C. F. |author3=Luo Z. X. |title=The earliest known member of the rorqual—gray whale clade (Mammalia, Cetacea)|year= 2006|journal=Journal of Vertebrate Paleontology|volume=24|issue=2|pages=453–463|jstor=4524731|doi=10.1671/2401}}</ref> Keanekaragaman seperti ini memungkinkan keberadaan predator besar seperti megalodon.<ref name="G" />{{rp|75}} Pada akhir kala Miosen, banyak spesies paus balin yang mengalami kepunahan;<ref name="LV" /> spesies yang mampu bertahan mungkin adalah perenang cepat, sehingga mereka lebih sulit untuk dimangsa.<ref name="H" />{{rp|46}} Selain itu, setelah tertutupnya Jalur Laut Amerika Tengah, keanekaragaman dan keberlimpahan paus tropis pun berkurang.<ref name="LNOC">{{Cite journal|last=Allmon|first=Warren D.|author2=Steven D. Emslie |author3=Douglas S. Jones |author4=Gary S. Morgan |title=Late Neogene Oceanographic Change along Florida's West Coast: Evidence and Mechanisms|journal=The Journal of Geology|volume= 104|issue=2|pages= 143–162|year=2006|doi= 10.1086/629811|bibcode=1996JG....104..143A}}</ref> Kepunahan megalodon berkorelasi dengan kepunahan paus-paus balin kecil, dan terdapat kemungkinan bahwa megalodon sangat bergantung kepada paus-paus ini.<ref name="collareta" /> Selain itu, peristiwa kepunahan megafauna laut pada kala Pliosen telah mengakibatkan kemusnahan 36% semua spesies laut besar, termasuk 55% mamalia laut, 35% burung laut, 9% hiu, dan 43% penyu. Kepunahan ini berdampak terhadap hewan-hewan [[endotermik]] dan mesotermik alih-alih [[poikilotermik]], sehingga mungkin terdapat sebab-akibat antara berkurangnya persediaan makanan dengan kepunahan megalodon,<ref name=griffin2017>{{cite journal|url=https://www.nature.com/articles/s41559-017-0223-6.epdf|first=C.|last=Pimiento|first2=J. N.|last2=Griffin|first3=C. F.|last3=Clements|first4=D.|last4=Silvestro|first5=S.|last5=Varela|first6=M. D.|last6=Uhen|first7=C.|last7=Jaramillo|year=2017|title=The Pleistocene Marine Megafauna Extinction and its Impact on Functional Diversity|journal=Nature Ecology and Evolution|volume=1|issue=8|pages=1100–1106|doi=10.1038/s41559-017-0223-6|pmid=29046566}}</ref> dan hal ini pun sesuai dengan kemungkinan bahwa megalodon adalah hewan mesotermik.<ref name="Ferrón2017" /> Pendinginan samudra pada kala Pliosen mungkin juga membuat megalodon tidak dapat memasuki perairan kutub, sehingga mereka tidak dapat memangsa paus-paus besar yang telah bermigrasi ke sana.<ref name="LNOC" /> \
 
Persaingan dengan superpredator baru (seperti paus sperma makropredatori yang muncul pada kala Miosen, serta paus pembunuh dan hiu putih pada kala Pliosen)<ref name="LV" /><ref name="OO" /><ref name="Portugal">{{Cite journal|last=Antunes|first=Miguel Telles|first2=Ausenda Cáceres|last2=Balbino|title=The Great White Shark ''Carcharodon carcharias'' (Linne, 1758) in the Pliocene of Portugal and its Early Distribution in Eastern Atlantic|journal=Revista Española de Paleontología|volume=25|issue=1|pages=1–6|year=2010|url=http://recyt.fecyt.es/index.php/REP/article/viewFile/11488/7741}}</ref> mungkin juga telah bersumbangsih terhadap kemunduranpenurunan populasi dan kepunahan megalodon.<ref name="Pimiento2016" /><ref name="H" />{{rp|46–47}}<ref name=elasmo /> Rekaman fosil menunjukkan bahwa cetacea pemakan paus yang baru biasanya muncul di perairan di lintang tinggi pada kala Pliosen, sehingga terdapat kemungkinan bahwa mereka dapat bertahan di perairan yang semakin mendingin; namun, mereka juga dapat ditemui di perairan tropis, seperti ''Orcinus'' sp. di Afrika Selatan).<ref name="OO" />
 
Kepunahan megalodon sendiri juga mengubah komunitas laut. Rata-rata besar tubuh paus balin membesar setelah kemusnahan megalodon, walaupun hal ini mungkin juga dipicu oleh sebab-sebab lain yang terkait dengan iklim.<ref name="Slater2017">{{cite journal|last1= Slater|first1=G. J.|last2= Goldbogen|first2=J. A.|last3= Pyenson|first3=N. D.|title= Independent evolution of baleen whale gigantism linked to Plio-Pleistocene ocean dynamics|journal= Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences|volume= 284|issue= 1855|year= 2017|page= 20170546|doi= 10.1098/rspb.2017.0546|pmc=5454272|pmid=28539520}}</ref> Di sisi lain, perbesaran tubuh paus balin mungkin juga telah bersumbangsih terhadap kepunahan megalodon, karena megalodon lebih memilih paus yang lebih kecil; bekas-bekas gigitan padayang spesiestelah ditemukan pada paus-paus besar mungkin berasal dari hiu pemakan bangkai. Kemungkinan kepunahanKepunahan megalodon mungkin memang terkait dengan kepunahan spesies-spesies paus yang lebih kecil, seperti ''[[Piscobalaena|Piscobalaena nana]]''.<ref name=collareta2017>{{cite journal|first=A.|last=Collareta|first2=O.|last2=Lambert|first3=W.|last3=Landini|first4=G.|last4=Bianucci|year=2017|title=Did the giant extinct shark ''Carcharocles megalodon'' target small prey? Bite marks on marine mammal remains from the late Miocene of Peru|journal=Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology|volume=469|pages=84–91|doi=10.1016/j.palaeo.2017.01.001}}</ref> Kepunahan megalodon juga berdampak positif terhadap predator puncak lainnya, seperti hiu putih yang kadang-kadang menyebar kememasuki perairan yang pernah menjadi wilayah megalodon.<ref name="Pimiento2016" /><ref name="Portugal" /><ref name="Sylvain2010">{{Cite journal|last=Sylvain|first= Adnet|author2=A. C. Balbino |author3=M. T. Antunes|author4=J. M. Marín-Ferrer|title=New fossil teeth of the White Shark (''Carcharodon carcharias'') from the Early Pliocene of Spain. Implication for its paleoecology in the Mediterranean |journal=Neues Jahrbuch für Geologie und Paläontologie|volume= 256|issue=1|pages= 7–16|year=2010|doi= 10.1127/0077-7749/2009/0029}}</ref>
 
== Catatan kaki ==