I.M. Pei: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 183:
Setelah mengunjungi rumah leluhurnya di Suzhou, Pei membuat sebuah rancangan yang didasarkan pada rumah-rumah tradisional Tiongkok. Beberapa unsur yang ia gunakan adalah keberadaan kebun-kebun, integrasi dengan alam, dan pertimbangan hubungan antara bagian tertutup dan terbuka. Rancangan Pei meliputi atrium tengah besar yang dilapisi oleh panel-panel kaca yang berfungsi seperti ruang tengah besar di Gedung Timur Galeri Nasional. Terdapat berbagai bentuk bukaan di tembok agar para pengunjung dapat melihat pemandangan alam di luar. Rancangan ini mengecewakan para pemuda Tiongkok yang menginginkan bangunan dengan cita rasa kubisme, tetapi para pejabat dan arsitek pemerintah menyukai rancangan tersebut.<ref>Wiseman, hlm. 192–193.</ref>
Hotel dengan 325 kamar tamu dan atrium tengah setinggi empat lantai ini dirancang agar selaras dengan lingkungan sekitarnya. Pohon-pohon di kawasan tersebut menjadi perhatian khusus, dan mereka sebisa mungkin mencoba untuk tidak menebang pohon. Ia bekerja sama dengan seorang pakar asal Suzhou untuk menjaga dan merenovasi labirin air yang ada di hotel sebelumnya, dan labirin ini merupakan salah satu dari lima labirin air yang ada di Tiongkok. Pei juga sangat berhati-hati dengan susunan benda-benda di kebun di belakang hotel; ia bahkan bersikeras agar bebatuan dengan total massa
Selama proses pembangunan, terjadi sejumlah kesalahan ditambah dengan masalah keterbelakangan teknologi di Tiongkok. Di Amerika Serikat, hanya diperlukan sekitar 200 pekerja untuk membangun struktur seperti ini, tetapi proyek Xiangshan membutuhkan lebih dari 3.000 pekerja. Sebabnya adalah perusahaan pembangunnya yang tidak memiliki mesin-mesin canggih yang digunakan di negara-negara lain. Permasalahan ini berlanjut selama berbulan-bulan, sampai-sampai Pei terlihat begitu emosional saat sedang bertemu dengan para pejabat Tiongkok. Ia belakangan menjelaskan bahwa ia sampai "berteriak dan menggebrak meja" karena putus asa.<ref>Dikutip dalam Wiseman, hlm. 205.</ref> Menjelang pembukaan hotel ini, Pei merasa hotel tersebut masih membutuhkan pengerjaan. Ia mulai menggosok lantai dengan istrinya dan memerintahkan anak-anaknya untuk merapikan tempat tidur dan menyedot debu di lantai. Kesulitan dalam pelaksanaan proyek ini sangat menguras fisik dan emosi keluarga Pei.<ref>Wiseman, hlm. 204–205.</ref>
|