Sinden: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Jiwo Kuncoro (bicara | kontrib)
k menambah image foto
Baris 4:
'''Pesindhén''', atau '''sindhén''' (dari [[Bahasa Jawa]]) adalah sebutan bagi [[wanita]] yang bernyanyi mengiringi orkestra [[gamelan]], umumnya sebagai penyanyi satu-satunya. Pesindén yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian [[vokal]] yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan ''[[tembang]]''.
 
Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki '''[[Ki Mujoko Joko Raharjo]]''' berasal dari kata "pasindhian" yang berarti yang kaya akan [[lagu]] atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut [[waranggana]] "[[wara]]" berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan "[[anggana]]" berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran ''[[wayang]]'' ataupun pentas ''[[klenengan]]''. Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan ''[[gendhing]]'' yang di sajikan baik dalam ''klenengan'' maupun pergelaran ''wayang''. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti [[Banyumas]], [[Yogyakarta]], [[Sunda]], [[Jawa Timur]] dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun ''klenengan''. Sinden tidak hanya tampil solo (satu orang) dalam pergelaran tetapi untuk saat ini pada [[pertunjukan]] wayang bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler.
 
Pada pergelaran wayang zaman dulu, Sinden duduk di belakang [[Dalang]], tepatnya di belakang [[tukang]] [[gender (musik)|gender]] dan di depan tukang [[Kendhang]]. Hanya seorang diri dan biasanya istri dari Dalangnya ataupun salah satu pengrawit dalam pergelaran tersebut. Tetapi seiring perkembangan zaman, terutama di era Ki [[Narto Sabdho]] yang melakukan berbagai pengembangan, Sindén dialihkan tempatnya menghadap ke penonton tepatnya di sebelah kanan Dalang membelakangi simpingan wayang dengan jumlah lebih dari dua orang.