I.M. Pei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 239:
Pada saat yang sama, Pei merancang sebuah museum baru untuk [[Luksemburg]], ''Musée d'art moderne Grand-Duc Jean'', yang umumnya dikenal dengan nama [[Mudam]]. Rancangan museum ini terilhami dari bentuk awal tembok-tembok di [[Benteng Thüngen]], yang merupakan lokasi museum tersebut. Pei berencana menghilangkan sebagian dari fondasi awalnya. Namun, masyarakat menentang tindakan ini karena dirasa akan merusak peninggalan bersejarah, sehingga rancangannya harus direvisi dan proyeknya bahkan hampir batal. Ukuran bangunannya dikecilkan setengah dan tidak lagi merambah ke tembok benteng agar fondasinya tetap terjaga. Pei kecewa dengan perubahan tersebut, tetapi ia masih terlibat dalam prosesnya.<ref>Wiseman, hlm. 311–313.</ref>
 
Pada 1995, Pei dipekerjakan dalam proyek perluasan ''[[Deutsches Historisches Museum]]'' (Museum Sejarah Jerman) di Berlin. Tantangannya mirip dengan Gedung Timur Galeri Nasional AS. Ia mencoba memadukan pendekatan modernis dengan struktur klasik di bangunan utama. Ia ingin menambahkan tabung kaca sebagai "mercu suar",<ref>Dikutip dalam Wiseman, hlm. 315.</ref> dan ingin menutup bagian atasnya dengan atap kaca yang dapat ditembus sinar matahari. Pei menghadapi kesulitan dalamsaat menghadapisedang berurusan dengan pemerintah Jerman; pendekatan mereka yang bersifat pragmatis bertentangan dengan Pei yang lebih mengutamakan estetika. "Mereka merasa aku hanya mengakibatkan masalah", katanya.<ref>Dikutip dalam Wiseman, hlm. 316.</ref>
 
Pei juga mengerjakan dua proyek lain untuk sebuah [[agama baru Jepang|gerakan keagamaan yang baru]] di Jepang yang disebut ''[[Shinji Shumeikai]]''. Ia didekati oleh pemimpin spiritual gerakan tersebut, Kaishu Koyama. Koyama berhasil membuat kagum Pei dengan ketulusannya dan kesediaannya dalam memberikan kebebasan seni. Salah satu proyek yang dikerjakan oleh Pei adalah sebuah menara lonceng yang dirancang untuk meniru ''[[bachi]]'' yang dipakai saat memainkan alat musik tradisional seperti ''[[shamisen]]''. Pei tidak mengenal kepercayaan kelompok tersebut, tetapi ia mencoba mempelajarinya agar menara yang dibangun dapat melambangkan sesuatu.<ref>Wiseman, hlm. 300.</ref>