Jurnalisme semu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah referensi
Baris 29:
 
== Contoh ==
Pada awal tahun 2014, topik paling hangat yang selalu dibahas di berbagai media Indonesia adalah pemberitaan seputar pemilihan umum presiden. Terdapat dua kandidat yang dicalonkan pada saat itu, yaitu pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa serta Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Banyak yang dapat ditayangkan dalam pemberitaan; mengenai profile pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, persiapan KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam keberlangsungan pemilihan umum, kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon, dan masih banyak lagi. Namun tidak semua pemberitaan di media bersifat positif.<ref name=":0" />
 
Salah satu acara pemberitaan di stasiun televisi swasta RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) yaitu Seputar Indonesia terdeteksi telah menyiarkan berita bohong seputar debat pasangan calon presidan dan calon wakil presiden pada saat itu. Seputar Indonesia menayangkan bahwa pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla telah mendapat bocoran mengenai topik debat yang akan dilakukan. Berita ini disiarkan sebanyak tiga kali, yakni pada Seputar Indonesia Sore (11/06/14), Seputar Indonesia Malam (11/06/14), dan Seputar Indonesia Pagi (15/06/14). Berita tersebut mulai ditanyakan kebenarannya oleh karena bukti-bukti pendukung yang digunakan tidaklah kuat. Bahkan informasi tersebut didapatkan pihak RCTI melalui sebuah portal berita online.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.jatengpos.com/2014/11/dewan-pers-putuskan-rcti-langgar-kode-etik-jurnalistik-554183|title=Dewan Pers Putuskan RCTI Langgar Kode Etik Jurnalistik|last=Media|first=Jafar Sodiq Assegaf - Jatengpos Digital|newspaper=JATENGPOS.com|language=id-ID|access-date=2018-11-12}}</ref>
 
== Referensi ==