[[Berkas:Bishop Elias of Geogtapa (1831).jpg|jmpl|Gambar Mar Elias, seorang uskup Gereja Timur, dari abad XVIII-XIX]]
Umat Katolik Timur di Suriah dan Mesopotamia kini(Irak) secarakini umumlazim disebut [[Gereja Katolik Khaldea|umat Kaldea]] (atau umat Asiria Kaldea). Istilah [[Kaldea]], yang dalam [[bahasa Suryani]] umumnya berarti tukang sihir atau ahli nujum, dalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa Eropa lainnya dimaknai sebagai kebangsaan Suriah, dan bahasa Suryani atau Aram. Sedangkan istilah [[bahasa Aram]], secara khusus diartikan sebagai bentuk bahasa Aram yang digunakan dalam beberapa pasal [[Kitab Daniel]]. Istilah-istilah beserta makna-maknanya tersebut terus digunakan sampai para misionaris Latin di [[Mosul]] pada abad ke-17 mengadopsinya untuk membedakan umat Katolik pengguna Ritus Suriah Timur dari umat Katolik pengguna Ritus Suriah Barat, yang mereka sebut sebagai "umat Suriah". Selain itu juga untuk membedakan umat Katolik pengguna Ritus Suriah Timur dari umat [[Nestorianisme|Nestorian]], yang sebagian dari mereka menyebut diri sebagai "umat Suriah" (Surayi), bahkan "umat Kristen" saja, meskipun mereka tidak menampik sebutan "Nestorayi". Umat Nestorian pada masa kini membedakan diri mereka dari umat Kristiani lainnya dengan nama "Gereja Timur" atau "umat Timur", sebagai lawan dari "umat Barat", yang menurut mereka mencakup umat Katolik Latin, Ortodoks, Monofisit, dan Protestan.
Belakangan mereka disebut pula "Gereja Asiria" khususnya oleh umat Anglikan, sebuah nama yang dapat diterima atas dasar arkeologi. Brightman, dalam ''"Liturgies Eastern and Western"'', menggolongkan umat Katolik Kaldea dan Malabar serta umat Nestorian ke dalam "Ritus Persia", dan Uskup Arthur Maclean dari Moray dan Ross (Anglikan) yang adalah seorang pakar di bidang yang berkaitan dengan umat Nestorian, secara lebih tepat menyebut mereka "umat Suriah Timur".