Rudiantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
 
== Pendidikan ==
Ia memulai pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran jurusan Statistika dan meraih gelar sarjana pada 1984. Ia melanjutkan ke IPPM (Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen) yang sekarang bernama PPM School of Management, dan meraih MBA pada tahun 1988. <ref name=businessweek>[http://investing.businessweek.com/research/stocks/private/person.asp?personId=25054815&privcapId=6296392 ''Rudianta''.] Diakses dari situs berita Businessweek pada 26 Oktober 2014</ref>
 
== Karier ==
Ia memulai karier pada tahun 1996 di Indosat sebagai General Manager Business Development. Ia juga pernah menjadi ''Chief Operating Officer'' PT Telekomindo Primabhakti sejak 1996 dan menduduki beberapa jabatan eksekutif selama 11 tahun di Indosat dan Telkomsel hingga 2006. Ia menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Semen Gresik (Persero), Presiden Direktur dan CEO PT Bukit Asam Transpacific Railways dan PT Rajawali Asia Resources. Ia pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sejak 2008 dan kemudian menjadi direkturnya, Direktur Hubungan Korporat PT XL Axiata Tbk dari Maret 2005 hingga 2008 dan sekaligus sebagai direkturnya. Lalu sebagai Direktur Penjualan dan Pemasaran untuk Solusi Bisnis pada Juni 2003. Ia juga pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dan Semen Gresik Persero, juga sebagai Direktur. <ref name=businessweek/>
 
Terakhir, ia menjadi sebagai Presiden Komisaris PT Rukun Raharja sejak 11 Juni 2014. Ia juga Komisaris Independen PT Indosat Tbk sejak 1 November 2012. Ia juga dipercaya sebagai Komisaris Independen di PT Telekomunikasi Indonesia sejak 1 Januari 2011 hingga Mei 2012, dan telah menjadi Komisionaris sejak September 2008. Ia juga menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Telepon Seluler Indonesia.<ref name=businessweek/>
 
Selama di PLN, ia menjadi terkenal setelah terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelahnya, ia mengundurkan diri karena merasa telah menyelesaikan tugas profesional yang diberikan dan mendapat tawaran menarik lainnya. <ref>[http://www.tempo.co/read/news/2009/12/22/090215193/Rudiantara-Mundur-dari-Wakil-Bos-PLN ''Rudiantara Mundur dari Wakil Bos PLN''.] Diakses dari situs Berita Tempo pada 26 Oktober 2014</ref> Karena merasa sayang dengan bakat yang dimilikinya, pemerintah berusaha untuk memberinya posisi di Indosat.<ref>[http://finance.detik.com/read/2010/01/22/140944/1284007/4/pemerintah-tak-mau-rudiantara-dibajak-swasta ''Pemerintah Tak Mau Rudiantara Dibajak Swasta''.] Diakses dari situs berita Detik pada 26 Agustus 2014</ref> Pada tanggal 17 September 2012, ia diangkat menjadi Komisaris.<ref>[http://economy.okezone.com/read/2012/09/17/278/691132/indosat-ganti-dirut-angkat-rudiantara-jadi-komisaris ''Indosat Ganti Dirut Angkat Rudiantara Jadi Komisaris''.] Diakses dari situs Berita Okezone pada 26 Oktober 2014</ref>
=== Penunjukan sebagai menteri ===
Rudiantara menyisihkan nama-nama lain seperti Ahli Ekonomi Digital dan Telekomunikasi Heru Sutadi yang juga merupakan mantan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Niken Widiastuti, Dirut RRI, Richardus Eko Indrajit, Ketua APTIKOM, Gatot S. Dewa Broto, Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Mantan Humas Kemenkomifo maupun [[Onno W. Purbo]], Akademisi dan Praktisi TI.<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/profil-menkominfo-rudiantara ''Profil Menkominfo Rudiantara.''] Diakses dari situs berita TribunNews pada 26 Oktober 2014</ref><ref>[http://news.okezone.com/read/2014/12/02/17/1073528/rudiantara]</ref>
 
== Kontroversi ==
Kebijakan Menteri Rudiantara begitu sering menimbulkan kontroversi. Seperti kebijakan registrasi prabayar yang menimbulkan gelombang demo dari pedagang pulsa, kebijakan yang tidak jelas dalam transportasi online juga menimbulkan demo besar-besaran, dan penutupan terhadap media sosial seperti Telegram dan situs-situs Islam juga menimbulkan tanda tanya. <ref> [https://posberitakota.com/2018/04/03/demo-pedagang-pulsa-desak-pemerintah-cabut-pembatasan-penggunaan-kartu/ Demo Pedagang Pulsa]
[https://www.merdeka.com/jakarta/demo-depan-kemenkominfo-dibumbui-sweeping-sopir-taksi-online.html Kementerian Kominfo Didemo Transportasi Online]
[http://globalnews.co.id/2017/07/15/menkominfo-kembali-ancam-tutup-semua-platform-sosial-media/ Platform Media Sosial akan Ditutup]