Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Taylor 49 (bicara | kontrib)
setujuh->setuju dan sintaks
Baris 1:
{{kecamatan
 
|nama=Barus
|peta=[[Berkas:(Peta Lokasi) Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah.svg|200px]]
Baris 25 ⟶ 24:
Berikut sebahagian pakar yang terlibat dalam eksplorasi maupun pelestarian kebudayaan Barus : Prof.Dr.Hasan Muarrif Ambari (Arkeologi Islam), Prof Dr Ludwick Kalus, Prof Dr C Guillot dan Dr Daniel Perret (arkeolog Perancis), Prof Dr Datok Nik Hassan Shuaimi (pakar sejarah Universitas Kebangsaan Malaysia), Prof Dr Azyumardi Azra (pakar sejarah Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah), Prof Dr M Dachnel Kamars MA (pakar administrasi pendidikan Universitas Negeri Padang), Dr M Nur MS (pakar sejarah Universitas Andalas).
 
<big>'''== PAHLAWAN DARI BARUS''</big> ==
 
Salah seorang pahlawan sebelum kemerdekaan dari Kota Barus, yang gigih melawan Belanda (Penjajah) adalah Sidi Marah (Marah Sidi). Walaupun Dia bukan Asli dari Kota barus (Merantau) akan tetapi perjuangan heroiknya perlu diteladani. Sidi Marah tidak setujuhsetuju dengan kebijakan Belanda yang semena-mena terhadap rakyat. Belanda menerapkan kebijakan hoofd belasting (pajak kepala atau individu), inkomsten belasting (pajak pemasukan suatu barang/cukai), hedendisten (pajak rodi), landrente (pajak tanah), wins belasting (pajak kemenangan/keuntungan), meubels belasting (pajak rumah tangga), slach belasting (pajak penyembelihan), tabak belasting (pajak tembakau), adat huizen belasting (pajak rumah adat).Akibat kebijakan itu rakyatpun tertindas, Penindasan pun melahirkan konsekuensi perlawanan.Belanda sangat takut dengan penggalangan dan pengorganisasian Sidi Mara untuk berperang dengan kaum penjajah.Salah satu pertempuran paling heroik yang tercatat pada tanggal 4 Desember 1829 bersama si Songe dengan menggempur benteng Port Tapanoely di poncan banyak memakan korban di pihak Belanda. Akibatnya Barus diserang habis-habisan, karena menduga Sidi Marah sehabis menyerang Poncan mundur ke arah Barus. Tercatat dalam sejarah bahwa Sidi Marah berjuang mempertahan Pantai Barat Tapanuli khususnya Barus hampir kurang tujuh tahun. Sedang untuk pahlawan setelah kemerdekaan, salah satunya adalah Kiai Haji Zainul Arifin atau lengkapnya Kiai Haji Zainul Arifin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 2 September 1909 – meninggal di Jakarta, 2 Maret 1963 pada umur 53 tahun).Dijaman penjajah Belanda dia sudah aktif di organisasi (NU-GP Ansor), sesuatu kegiatan yang dianggap penjajah sebagai penggalangan rakyat untuk melawan mereka. Semasa penjajahan Jepang dia menjadi Panglima Hizbullah Masyumi,dengan tugas utama mengkoordinasi pelatihan-pelatihan semi militer di Cibarusa, dekat Bogor.Paska Kemerdekaan dia banyak dipercaya di legislatif dan eksekutif. Salah satu jabatan terpenting yang pernah diemban dia adalah Wakil Perdana Menteri Indonesia dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I yang memerintah dua tahun penuh (1953-1955). Masa jabatan 30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955,akan tetapi dalam sejarah Organisasi NU dia tercatat sebagai orang pertama yang menduduki jabatan tersebut.
 
<big>'''== SEJARAH DAERAH'''</big> ==
 
<big>'''SEJARAH DAERAH'''</big>
----
Sebelum kemerdekaan R.I, wilayah Barus meliputi daerah-daerah yang berada di Kecamatan Barus, Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Sorkam Barat dan Kolang yang sekarang masuk ke dalam daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Seterusnya Kecamatan Pakkat, Parlilitan, Tara Bintang dan Onan Ganjang yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebagian daerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di Provinsi Aceh. Daerah Barus dulunya dikenal dengan nama Barus Raya.
Wilayah Barus Raya terdiri atas :
 
[[Berkas:Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah.JPG|jmpl|Gapura Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah]]
 
1. '''BARUS KOTA ''' meliputi Dewan nagari Barus, Kota Barus, Barus Mudik, Tukka Holbung, Dewan Negeri Pasaribu Dolok berikut desa-desanya antara lain, Kinali, Ladang Tengah, Ladang Baru, Lobu Tua, Uratan, Rina Bolak, Sirami-ramian, Sogar, Pangaribuan, Parik Sinomba, Sihorbo, Purba Tua, Aek Dakka, Siharbangan, Pananggahan, Bukit Hasang, Patupangan, Sigambo-gambo, Kadei Gadang, dll.
 
Baris 41 ⟶ 42:
 
4. '''BARUS BARAT''', terdiri dari Dewan Negeri Siambaton Napa, Manduamas, Gosong-Telaga, Laebutar, Singkil Baru (Suraya) berikut desa-desanya antara lain Pardomuan, Tumba, Binjohara, Pagaran-Pinang, Saragih, Purti, Balno, Rimau, Oboh, Runding,Tambisi, Sikoran, Napagalu, Bistang, Pangkalan Surambi, Lipek Kajang, Pakkiraman, Sirimo-Bunga-Tolu, Kampung Keras, Lae Gambir, Bonang, Siteraju, Namasondol, Suro, Uruk-datar, Tanjung Mas, Subulussalam, dan dll.
 
[[Berkas:Hangbrug over de Aick Raisan; Tapanoeli.jpg|jmpl|Jembatan gantung di atas [[Aek Raisan]] pada tahun 1905]]
 
5. '''BARUS SELATAN ''' adalah samudera Indonesia yang didepannya ada Pulau Mursala, Pulau Sorkam, Pulau Panei, Pulau Karang, Ulak Bumi, Pulau Lipan, Pulau Mangki- Gadang, Pulau Panjang, Pulau Sarok, dan Pulau Sikandang.
5. '''BARUS SELATAN ''' adalah samudera Indonesia yang didepannya ada Pulau Mursala, Pulau Sorkam, Pulau Panei, Pulau Karang, Ulak Bumi, Pulau Lipan, Pulau Mangki- Gadang, Pulau Panjang, Pulau Sarok, dan Pulau Sikandang. Luas wilayah Barus Raya diperkirakan lebih dari 400.000 ha, memanjang sepanjang pantai Barat Sumatera, antara Muara Kolang di Tenggara sampai muara sungai Simpang Kanan. Sungai-sungainya yang terbesar antara lain, [[Aek Raisan]] melintas di negeri Kolang, Aek Sibondong, hulunya Kota Dolok Sanggul di Humbang Hasundutan dan bermuara di Pasar Sorkam.
 
Pada Juni 1946 melalui sidang Komite Nasional Daerah Keresidenan Tapanuli, dibentuklah Kabupaten Sibolga / Tapanuli Tengah. Seiring itu pula di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling . Sibolga adalah kecamatan yang pertama kali dibentuk, menyusul Lumut dan Barus. Dengan demikian pada waktu itu status Barus resmi menjadi sebuah Kecamatan. Dengan sendirinya wilayah Barus Raya sudah terbagi-bagi sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu. Adapun Sorkam masih dalam wilayah Kecamatan Barus.
Baris 52 ⟶ 54:
Setelah Sorkam lepas dari Barus, maka Kecamatan Barus sebelum dimekarkan mempunyai banyak nama desa dan kelurahan sebagai berikut : Sibintang, Barangbang, Sosorgadong (yang kemudian menjadi nama kecamatan tersendiri), Siantar CA, Muara Bolak, Siantar Dolok, uta Tombak, Unte Boang, Purba Tua, Huta Ginjang, Sijungkang, Pariksinomba, Sihorbo, Pananggahan, Kade Gadang, Sigambo-gambo, Kampung Solok, Pasar Terandam, Kinali, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Gabungan Hasang, Patupangan, Ujung Batu, Kelurahan Padang Masiang, Sawah Lamo, Ladang Tengah, Labu Tuo, Uratan, Kampung Mudik, Aek Dakka, Bondar Sihudon, Rina Bolak, Sosorgonting, Sirami-ramian, Pangaribuan, Sogar, Sigolang, Pasar Onan Manduamas (sekarang menjadi ibukota Kecamatan Manduamas), Simpang III/Lae Bingke, Manduamas Lama,Siordang, Saragih, Pardomuan, Tumba CA, Sigolang, Binjohara dan Sampang Maruhur.
 
<big>'''== LETAK GEOGRAFIS'''</big> ==
 
----
Untuk menentukan keadaan letak geografis dengan pendekatan astronomi suatu daerah yang didasarkan pada letak lintang dan bujurnya maka wilayah Barus terletak berada di antara 10 26-20 11 Lintang Utara dan 910-980 53 Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan Barus berbatasan dengan :
 
Baris 71 ⟶ 73:
Daerah yang padat penduduknya adalah Kelurahan Pasar Batu Gerigis dan Desa Pasar Terandam.
 
<big>'''== AGAMA DAN ETNIS'''</big> ==
 
----
Menurut sejarah, Barus merupakan wilayah awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Masyarakat di Barus menganut tiga agama yang diakui di dunia, yakni agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Bentuk keyakinan lainnya adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak. Sebagian besar penduduknya adalah suku '''Batak,''' suku lain seperti '''Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis''' dan '''Jawa''' juga dapat ditemui di daerah ini. Demikian dengan penduduk yang berasal dari keturunan '''Arab, India,''' dan '''Cina.''' Walau berbeda keyakinan dan etnis dan budaya, masyarakat tetap dapat hidup damai berdampingan dalam kebhinekaan.
 
Baris 79 ⟶ 81:
Julukan '''‘Kota Tua’''' seolah telah melekat pada daerah Barus, hal ini karena Barus memiliki sejarah panjang di Indonesia, sebagaimana diketahui bahwa dulunya Barus merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi oleh berbagai pedagang yang berlabuh dari berbagai negeri di belahan dunia dengan berbagai etnis dan suku untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.
 
<big>'''== PEREKONOMIAN'''</big> ==
.
 
<big>'''PEREKONOMIAN'''</big>
 
----
 
Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan tingkat kemakmuran suatu daerah. Di Kecamatan Barus mata pencarian masyarakatnya sebagai tulang punggung penunjang kehidupan yang layak tersebut. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai, petani dan berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.
Baris 90 ⟶ 88:
 
Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yang menjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangat bergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadi pusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandam atau '''Kualo''' (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang. Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapi dengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di Desa Pasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus. Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan, terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaan pengangkutan ikan segar ke ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan, ke Sibolga, Padang, Dolok Sanggul dan daerah lainnya. Penjualan ikan yang murah di daerah Barus di jajakan oleh pedagang keliling bersepeda atau kenderaan sepeda motor. Masyarakat setempat menyebutnya pangalong-along. Penjual ikan pun ada pada hari ''''onan'''' (pekan) pada hari Sabtu dan Rabu.
 
Sebagai sarana angkutan atau tempat bagi nelayan untuk menangkap ikan maka diperlukan kapal motor angkut yang biasa disebut ”BOT” yang berjumlah ratusan buah, terbuat dari kayu meranti dan kayu kapur yang dibawa dari Pulau Mursala terdapat di lepas pantai Sibolga. Kapal motor ini terdiri dari badan, satu ruangan kabin yang sederhana satu motor penggerak yang dapat mengangkut antara 170 hingga 280 m 3. Di samping Bot para nelayan juga memberdayakan sarana angkutan perahu jongkong (jukung), perahu papan (biduk),motor tempel (sitempel), bagan tancap dan bagan perahu.
 
Baris 112 ⟶ 110:
 
== Sarana dan pendidikan ==
 
Pada tahun 2011 terdapat sebanyak 247 orang guru SD, mengajar sebanyak 2.728 orang murid pada 22 sekolah. Sementara pada tingkat SLTP terdapat 142 orang guru, mengajar 1.533 orang murid pada 7 sekolah. Selanjutnya pada tingkat SLTA terdapat 84 guru mengajar 1.202 orang murid pada 3 sekolah. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi terdapat 42 tenaga pengajar, yang mengajar 792 mahasiswa pada 2 Perguruan Tinggi Swasta di Kecamatan ini. Selain Sekolah negeri di Kecamatan ini juga terdapat sekolah swasta. Dari 22 SD/
Sederajat terdapat 14 sekolah negeri dan 8 sekolah swasta. Dari 7 SLTP/Sederajat terdapat 2 sekolah negeri dan 5 sekolah
Baris 117 ⟶ 116:
 
== Potensi wisata ==
 
[[Berkas:Makam Syeikh Mahmud Barus, Papan Tinggi ..JPG|jmpl|Makam Syeikh Mahmud Barus di Papan Tinggi.]]
[[Berkas:Pantai Barus.jpg|jmpl|Pantai di Kota Barus]]
 
Daerah Barus sekitarnya ditinjau dari segala aspek mempunyai potensi yang sangat besar terutama potensi pariwisatanya. Sektor pariwisata bahari dan keindahan alam lainnya. Hal ini didukung dengan kondisi alam dan masyarakat Barus yang ramah tamah serta banyak objek wisata yang tersebar diwilayahnya. Objek wisata pantai adalah primadona tersendiri yang dimiliki Barus. Disamping itu Kecamatan Barus juga memiliki objek wisata sejarah berupa Benteng Portugis dan makam-makam kuno yang merupakan makam para penyebar agama Islam tempo dulu. Makam yang terkenal adalah Makam Mahligai dan Papan Tinggi.