Teruo Nakamura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 65:
Pada saat ia diamankan, ia tak bisa berbahasa [[Bahasa Jepang|Jepang]] ataupun bahasa [[Bahasa Tionghoa|Cina]]. Kedua, jika Onoda adalah seorang perwira, pangkat Nakamura yang hanya Prajurit dan statusnya sebagai [[Wajib militer|wamil]] dari sebuah koloni Jepang tak menggugah imajinasi publik, dan kemungkinan justru membangkitkan pertanyaan soal peran kolonialisme Jepang selama perang. Satu isu sensitif lain adalah soal uang rapel dari tunjangan prajurit atas namanya. Sebagai prajurit kena wajib militer, Nakamura tak berhak menerima berbagai tunjangan setelah sebuah perubahan atas undang-undang tentang pensiun pada tahun 1953, sehingga ia hanya menerima jumlah minimal sebesar ¥68,000 (US$227.59 pada saat itu).<ref>[http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,917064,00.html?iid=chix-sphere "The Last Last Soldier?"] ''Time.'' January 13, 1975.</ref> Ini menimbulkan kegemparan yang cukup besar di kalangan pers, sehingga memotivasi pemerintah untuk mendonasikan jumlah yang lebih besar, kira-kira menyamai yang telah diberikan kepada Onoda. Hal ini menghasilkan sejumlah pertanyaan diantara para serdadu asal Taiwan yang sempat bertahan tapi menyerah lebih dulu, dan memicu perdebatan publik yang cukup luas seputar perbedaan perlakuan oleh pemerintah atas para prajurit yang bertahan asal Jepang dengan yang berasal dari Taiwan.
 
Nakamura sendiri sebenarnya ingin [[Repatriasi|direpatriasi]] langsung ke Taiwan, tanpa singgah di Jepang. Tetapi setelah melalui perundingan yang cukup alot, akhirnya Nakamura alias Attun Palalin alias Lee Guang-Hui pun dipulangkan ke [[Republik Tiongkok]]. Dia pun bertemu kembali dengan istrinya dan keluarga besarnya. Hingga akhirnya ia meninggal karena [[kanker paru-paru]] di kampung halamannya pada [[15 Juni]] [[1979]].
 
Saat ini, di Desa Deheglia, Morotai berdiri sebuah monumen tentang dirinya, dibangun oleh Pemerintah [[Kabupaten Pulau Morotai]], Provinsi [[Maluku Utara]].<ref>Monumen Teruo Nakamura, Wisata Sejarah di [[Morotai]]</ref>