Wor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 16:
Tradisi Wor sering diaplikasikan dalam bentuk upacara, nyanyian adat atau folklor dalam budaya orang Biak.<ref>{{Cite news|url=http://1001indonesia.net/wor-kesenian-tradisional-masyarakat-adat-napa-swandiwe-biak-papua/|title=Wor, Kesenian Tradisional Masyarakat Adat Napa Swandiwe, Biak, Papua|last=Editor|date=2017-03-21|newspaper=1001 Indonesia|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref> Dalam bentuk upacara, tradisi ini merupakan upacara sakral karena dianggap berfungsi melindungi seseorang dalam siklus hidupnya (''life cicle rites''). Karena menyangkut siklus hidup, maka rangkaian upacaranya mengikuti tahap perkembangan atau pertumbuhan manusia sejak lahir, mengalami masa kanak-kanak, kemudian menjadi dewasa dan menikah, lalu menjadi orang tua hingga akhirnya meninggal.<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2015/10/22/tradisi-wor-di-kabupaten-biak-numfor-provinsi-papua/|title=TRADISI WOR DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=bpnbjayapura|date=2015-10-22|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2015/10/22/tradisi-wor-di-kabupaten-biak-numfor-provinsi-papua/|title=TRADISI WOR DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=bpnbjayapura|date=2015-10-22|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref>
==
Tradisi Wor merupakan tradisi siklus kehidupan.<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2017/09/19/tradisi-wor-dalam-budaya-orang-biak/|title=TRADISI WOR DALAM BUDAYA ORANG BIAK - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=abdulrazak|date=2017-09-19|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref><ref>Kapisa, Sam. 1994. “Eksistensi Wor Biak dan Upaya Pelestariannya (makalah). Jayapura: Seminar Jurusan Antropologi FISIP Universitas Cendrawasih</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/927620567|title=Tradisi wor di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua|last=H.,|first=Rumansara, Enos|isbn=6029710230|edition=Cetakan pertama|location=Jayapura, Papua|oclc=927620567}}</ref> Ada beberapa upacara yang dilakukan terkait hal tersebut, yaitu:
# '''''Wor Fasfesmandwampur'''''. Berasal dari dua kata yaitu ''fasfes'' dan ''mandwam''. Fasfes berarti ikatan. ''Mandwam'' adalah nama kulit kayu yang ditumbuk hingga halus. Wor ini disebut juga ''fasfesepen'' atau ikatan untuk menahan. Dapat juga disebut sebagai ''babyos'' (membalaut). ''Wor Fasfesmandwampur'' adalah suatu ikatan untuk menahan bagian bawah perut seorang ibu yang sedang hamil. Tujuannya adalah untuk melindungi anak yang masih dalam kandungan agar terhindar dari segala gangguan roh halus.
|