Durendal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 2:
[[Berkas:Rolandfealty.jpg|jmpl|[[Roland]] (pedang) menerima pedang Durendal dari [[Karel yang Agung]].]]
 
'''Durendal''' atau '''Durandal''' (kemungkinan berasal dari [[bahasa PerancisPrancis]] ''dur'', yang berarti "keras" atau "tahan lama") adalah pedang yang dimiliki oleh [[Roland]], seorang [[paladin]] legendaris dalam sastra ''[[Matière de France]]''. Beberapa karya dalam ''Matière de France'' menuliskan bahwa pedang ini dibuat oleh [[Wayland]] yang seringkali disebutkan sebagai pengrajin senjata dalam roman-roman ksatria. Menurut puisi ''[[La Chanson de Roland]]'', pedang ini diberikan oleh seorang malaikat kepada [[Karel yang Agung]], yang kemudian menganugerahkannya kepada Roland. Sementara itu, menurut kisah ''[[Orlando Furioso]]'' karya [[Ludovico Ariosto]], pedang ini pernah dimiliki oleh [[Hector]] dari [[Troya]] dan diberikan kepada Roland oleh Malagigi ([[Maugris]]).
 
Dalam kisah ''La Chanson de Roland'', di dalam hulu pedang emas Durendal terdapat gigi [[Santo Petrus]], darah [[Basil dari Kaisarea]], rambut [[Denis|Santo Denis]], dan potongan pakaian [[Bunda Maria]]. Menurut kisah tersebut, pedang ini merupakan pedang tertajam yang pernah ada dan dapat "menembus batu-batu raksasa dengan satu hunusan". Dalam puisi tersebut, Roland menggunakan pedang ini untuk menahan seratus ribu pasukan [[Saracen]] agar pasukan [[Karel yang Agung]] dapat mundur ke PerancisPrancis. Roland juga telah mengalahkan banyak musuh dengan menggunakan Durendal dalam [[Pertempuran Jalur Gunung Roncevaux]]. Ia bahkan berhasil memotong tangan raja Saracen, Marsile, dan memenggal anak raja Saracen, Jursaleu. Roland kemudian mencoba menghancurkan pedang ini agar tidak diambil oleh pasukan Saracen dan dalam upaya tersebut menghasilkan ''[[La Brèche de Roland]]'' di Pegunungan [[Pirenia]]. Namun, Durendal tidak dapat dihancurkan. Setelah Roland terluka parah, ia menyembunyikan pedang ini di bawah jenazahnya.
 
Menurut cerita rakyat lokal, pedang Durendal masih ada di tepi sebuah tebing di [[Rocamadour]], [[Midi-Pyrénées]]. Pada abad ke-12, para biarawan di Rocamadour mengklaim bahwa Roland melempar pedang ini dan tidak menyembunyikannya di bawah jenazahnya, sehingga menghasilkan lubang di tembok akibat ketajamannya. Namun, kisah-kisah ini hanyalah legenda dan lokasi pedang yang sesungguhnya tidak diketahui.