[[Berkas:Sulusultanategenaolgy.jpg|jmpl|200x200px|Silsilah yang dikeluarkan oleh Lembaran Negara Republik Filipina pada puncak [[Konflik Sabah 2013]].]]
Pada tahun 1962, Presiden Filipina [[Diosdado Macapagal]] secara resmi mengakui keberlangsungan Kerajaan Kesultanan Sulu dan, pada 24 Mei 1974, secara resmi mengakui Sultan Mohammad Mahakuttah Kiram (bertakhta 1974-1986), di bawah Memo Order 427, yang dikeluarkan oleh Presiden Filipina, [[Ferdinand Marcos]], dan yang menyatakan bahwa "Pemerintah selalu mengakui Kesultanan Sulu sebagai penuntut sah untuk wilayah historis Republik Filipina" dan bahwa Mahakuttah A. Kiram secara resmi diakui sebagai Sultan Sulu dengan pemerintah diwajibkan untuk mendukung penobatannya pada tanggal itu, putra sulungnya yang berusia 8 tahun, Muedzul Lail Tan Kiram, dimahkotai di samping ayahnya sebagai Raja Muda (Putra Mahkota). Pada tanggal 16 Februari 1986, Muedzul Lail Tan Kiram, menggantikan ayahandanya menjadi Kepala Wangsa Kerajaan Sulu. Sebagai putra tertua dari mantan Sultan Mahakuttah, dia adalah pewaris sah dari takhta Kesultanan Sulu.<ref name="officialgazette">{{cite web | title=Line of succession of the Sultans of Sulu of the Modern Era| url=http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/|accessdate=26 February 2013}}</ref>
Daftar berikut ini menjelaskan pemegang gelar Sultan antara tahun 1950 dan 1986, yang secara resmi diakui oleh Pemerintah Filipina.