Pulau Rote: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 50:
Di balik keterpencilannya, Rote memiliki lahan penggembalaan ternak. Sampai sekarang padang penggembalaan yang dimanfaatkan 20.512 ha atau sekitar 16% dari luas wilayah. Ini belum termasuk 40.000-an ha lahan tidur yang bisa dipakai untuk kegiatan itu. Sebagian besar merupakan padang rumput alam, terutama jenis [[andropogon]], sedang pada lahan tidur merupakan rumput alam dan lahan kering dengan vegetasi semak belukar.
 
[[Sapi]] , [[kerbau]] , dan [[kuda]] banyak diternakkan di Rote Timur, Rote Tengah, dan Rote Barat Laut. Sampai tahun lalu, populasi sapi 19.277 ekor, kerbau 10.524 ekor, dan kuda 4.095 ekor. Ketiganya menjadi komoditas yang dijual ke [[Jakarta]] dan [[Makassar]] melalui Kupang. Hingga Februari 2004, "ekspor" sapi potong 1.336 ekor, kerbau 1.000 ekor, dan kuda 350 ekor. Untuk pasar [[Jawa]], kuda diperlukan untuk hewan penarik, sedang di Makassar sebagai kuda beban di daerah yang belum terjangkau transportasi darat.
 
Beternak merupakan tradisi orang Rote sejak dulu. Sistem pemeliharaan pun masih tradisional, dilepas bebas di alam terbuka dan dikandangkan kalau ada keperluan. Sebagai daerah peternakan, keperluan daging pasar lokal sudah terpenuhi. Sebelum lepas dari kabupaten induk yakni [[Kabupaten Kupang]], daerah ini merupakan penghasil tingkat provinsi.