Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 46:
Berita proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, tidak sampai ke NTT. Berita proklamasi secara jelas baru diketahui pada tanggal 11 September 1945. Namun, runtuhnya kekuasaan jepang di NTT tidak memberi kesempatan bagi tumbunya kekuatan militer di NTT, sebab pada saat itu pada bulan september NICA telah masuk NTT dan dengan cepat pemerintahan Belanda mengambil ahli kekuasaan dari pemerintahan jepang.
Dengan berakhirnya masa pendudukan
Pada masa pendudukan Belanda, sistim pemrintah di NTT dikembalikan pada struktur pemerintahan penjajahan Belanda sebelum Jepang masuk. Pada masa itu NTT hanya berbentuk Keresidenan yang bernama Keresidenan Timor. Keresidenan Timor membawahi tiga Afdeeling yaitu Afdeeling Timor dan kepulauannya (berkedudukan
Berdasarkan ketetapan yang dirumuskan dalam suatu konferensi di Denpasar (24 Desember 1946), dibentukalah negara Indonesia Timur (NIT) pada tahun 1947 yang terdiri dari 14 daerah di Indonesia bagian Timur :Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Minahasa, Sangihe – talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan dan Irian barat.
Baris 56:
'''MASA RIS'''
Pada tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) diubah menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada masa itu NIT menjadi bagian RIS. Dengan adanya
'''KP Kom NTT'''
Baris 68:
Pada awal dibentuknya Peleton Mobrig ini terdiri dari 65 orang personil kedudukannya dikantor Kepolisian Daerah Timor Kupang. Baru pada tahun 1954 mulai dibangun markas Mobrig di Pasir Panjang. Pada saat pembangunan markas Mobrig ini, Peleton cadangan Timor di komandani oleh Inspektur Polisi Kelas II Abdul Rajak (1954-1960).
Pada tahun 1956, Peleton Mobirg pada saat itu sudah berganti nama dengan Peleton 5486, dikirim keaceh untuk melaksanakan
Antara tahun 1958 s.d 1961, KP Kom NTT belum memiliki Rumah Sakit. Pada saat itu pelayanan kesehatan untuk anggota Polri dilakukan dengan rawat jalan yang dilayani oleh sebuah poliklinik sederhana bertempat di Kesatrian Lasikode. Baru pada tanggal 3 Juli
1967 diresmikan sebuah bagunan Rumah Sakit yang diberi nama Rumah Sakit Bayangkara (RSB). Gedung
Untuk menanggulangi kebutuhan jumlah personil
'''KOMDAK XVII NTT'''
Baris 82:
Pada tahun 1967, Hardono digantikan oleh Kombes Pol. Drs Soehasono (1968-1972). Selanjutnyanpimpinan Komdak XVII NTT ditutup oleh Pangdak Kombes Pol. Drs. Husein Ganda Subrata (1972-1974).
Pada tahun 1961 Kompi Mobrig 5486, di bawah pimpinan Danki Inspektur Polisi Kelas II J.Sampe, dikirim ke Palopo – Sulawesi Selatan untuk melaksanakan operasi penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar.
Pada tahun 1965 s.d 1966 di bawah komando Pangdak Kombes Pol. Drs Hardono yang saat itu juga menjabat sebagai
'''KOMTARRES NTT'''
Pada tahun 1974 Komdak XVII NTT dilebur lagi bersama dengan Kmdak XVI Lombok kedalam Komdak XV Bali. Yang berkedudukan di Denpasar . Validasi tiga Komdak di NTT,NTB dan Bali menjadi satu yaitu Komdak XV ini diikuti dengan
Sejalan dengan perubahan Komdak XVII menjadi Komtarres NTT yang menginduk kepada Komdak XV (Bali), terjadi penyesuaian dalam tubuh Brimob. Kompi Brimob yang saat itu bernama Kompi B Yon 414 diubah namanya menjadi Kompi Dak XV-34 Kupang. Sebagai Dnkinya dijabat oleh Kapten Pol. Utomo (1974-1977).
Baris 100:
'''POLWIL NTT'''
Pada tahun 1985, Kowil 112 NTT diubah namanya menjadi POLWIL NTT
'''POLDA NTT'''
Baris 110:
Setahun setelah TimTim lepas dari NKRI (Agustus 1999), tepatnya pada bulan Oktober 2000 Polda yang saat itu bertipe ‘C’ dinaikan statusnya menjadi ‘B’. Sejalan dengan peningkatan status ini kepangkatan Kapolda dari Kolonel menjadi Brigadir Jendral. Dengan demikian Kapolda saat itu yaitu Kolonel Polisi Jusuf Sudradjat yang saat itu berpangkat Kolonel dinaikkan pangkatnya satu tingkat menjadi Brigadir Jendral.
Belum genap setahun menjabat sebagai Kapolda NTT bertipe ‘B’ Jusuf Sudradjat digantikan oleh Brig Pol. Drs. John Lalo,Msc.
Mengikuti perubahan yang terjadi , yaitu likuidasi Polda Nusra dan terbentuknya Polda NTT, pada tahun 1997 Kompi Brimob dikembangkan statusnya menjadi Sat Brimob yang membawahi empat Kompi. Sebagai komandan yang satunya dijabat oleh Mayor Pol. Drs. Budi Astomo (1997 – 1998). Pada tahun 1998 s.d 1999, Sat Brimob dikomandani oleh PLH yakni Letnan Kolonel Polisi Drs. Ismail Ernawi (Kadit Samapta). Selanjutnya Wadansat Brimob saat itu, Mayor Pol.Drs. Moch Badrun naik menggantikan Ernawi. Setelah Moch Badrun, jabatan Dansat Brimob dipegang oleh mayor Pol. Bimo Geru Dhahono (1999-2000).
Berkaitan dengan perubahan status Polda NTT dari tipe C ke tipe B pada tahun 2000 Sar Brimob dikembangkan menjadi 2 Batalyon (membawahi 10 kompi) yaitu Batalyon A berkedudukan di Kupang dan Batalyon B berkedudukan
Perubahan status lembaga kepolisian NTT dari Polwil menjadi Polda tipe C kemudian berkembang lagi menjadi tipe B didasarkan pada pertimbangan atas meningkatnya ancaman dan gangguan kamtibmas sebagai dampak ikutan dari laju pembangunan.
Untuk mengantisipasi permasalahan kamtibmas di wilayah perairan Polda NTT, dibentuklah Sat Polairud pada bulan september 1997. Pada saat itu, Sat Polairud di bawah Direktorat Samapta Polda NTT. Dan sebagai Kepala Kesatuannya (Kasat) adalah Kapten Pol. Simon Pais. Kaoplda NTT saat
Polairud
Perubahan status Polda dari tipe C menjadi tipe menjadi tipe B merupakan pekerjaan yang cukup berat mengingat sangat terbatasnya sumber daya yang ada. Dengan demikian, hal ini harus dilaksanakan secara bertahap untuk penuntasannya. Pembentukan Polda NTT sudah barang tentu akan menuntut berbagai kesiapan dan perencanaan yang akurat dan berlanjut, baik yang menyangkut aspek personil maupun aspek material dan fasilitas lainnya seperti kantor, perumahan, kendaraan, dan sarana komunikasi yang dapat menunjang pelaksanaan tugas – tugas Kepolisian.
Brigjen Pol Drs. Y. Jacki Uly diganti oleh Brigjen Pol Drs Edward Aritonang, M.M yang menjabat Kapolda NTT sejak Tahun 2002 s/d 2005. Selanjutnya Drs R.B. Sadarum, SH hingga Tahun 2008 dan Drs. A. Bambang Suedi MM, MH (2008-2010).
Pada tanggal 14 Februari 2010 Drs.
== Kapolda ==
|