Pembajakan amigdala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 9:
Goleman kemudian menekankan bahwa pengendalian diri merupakan hal yang sangat penting... saat menghadapi seseorang yang berada dalam pergolakan pembajakan amigdala,<ref>Daniel Goleman, ''Working with Emotional Intelligence'' (1999) p. 87</ref> untuk menghindari pelengkap dari tindakan yang timbul akibat pembajakan amigdala, baik dalam situasi kerja, maupun dalam kehidupan pribadi. Sehingga, sebagai contoh, salah satu kompetensi kunci dalam pernikahan ialah untuk setiap pasangan belajar menenangkan diri sendiri dari perasaan tertekan... tidak ada hal yang akan terselesaikan secara positif bila suami atau istri berada di tengah-tengah pembajakan emosi.<ref>Goleman, ''Emotional Intelligence'' p. 144</ref> Bahaya yang paling besar yang dapat terjadi ialah ketika pasangan menjadi musuh, ketika seseorang berada dalam cengkeraman pembajakan amigdala, yaitu pada saat memori emosional yang bersarang di [[Sistem limbik|limbik]] pusat otak, memerintah reaksi dan tindakan yang diambil tanpa menggunakan logika atau alasan yang rasional... sehingga menyebabkan tubuh merespon dengan cara memerangi atau melarikan diri (''fight or flight response'').<ref>Rita DeMaria et al., ''Building Intimate Relationships'' (2003) p. 57</ref>
 
== Pembajakan yang positif ==
Goleman mengemukakan bahwa tidak semua pembajakan limbik menyusahkan. Ketika sebuah lelucon sangat mengena pada diri seseorang hingga membuat tawa mereka hampir meledak, hal itu juga merupakan respon limbik. Dengan demikian, pembajakan emosi berlangsung pula dalam momen sukacita yang intens.<ref>Goleman, ''Emotional Intelligence'' p. 14</ref>