Budaya Maluku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 49:
Laut adalah medan penuh bahaya dan Arumbae menstrukturkan cara pandang bahwa laut adalah medan kehidupan yang harus dihadapi.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Itulah sebabnya, masyarakat Maluku melihat laut sebagai ''jembatan persaudaraan'' yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Berlayar ke suatu pulau, seperti dalam Pela Gandong bertujuan untuk mengeratkan jalinan ''hidup orang bersaudara'' sebagai pandangan dunia orang Maluku.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Kebiasaan ''papalele'', ''babalu'', ''maano'', dan konsekuensi berlayar ke pulau lain, membuat laut dan arumbae sebagai simbol perjuangan ekonomi.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/>
 
Arumabe tampak dalam beragam karya seni.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Misalnya dalam syair ''kata tujuh ya nona, ditambah tujuh, sapuluh ampa ya nona dalang parao'' <ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Banyak [[gapura]] negeri adat Maluku berbentuk Arumbae.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Lagu daerah banyak mengumpamakan keharmonisan dengan simbol [[perahu]] atau Arumbae.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Di bidang olahraga, ''Arumbae Manggurebe'' menjadi program [[pariwisata]] dan [[olah]] [[raga]] tahunan yang diselenggarakan di [[Teluk Ambon]].<ref name="Karel Albert Ralahalu"/>
 
== Sasahil dan Nekora ==