Kumbha Mela: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 5:
Festival Kumbh Mela adalah Festival keagamaan terbesar di dunia dan dilaksanakan selama tiga hari di [[sungai Gangga]] di desa Kumbh kota [[Allahabad]], [[India]]. Selama delapan Minggu, desa Kumbh menampung jutaan peziarah yang disebut kalpwasis bersatu padu. Para kalpwasis datang ke desa tersebut untuk mandi pagi sebagai peristiwa penuh kedamaian dan cinta, walaupun air sungai tercemar, cuaca dingin dan manusia berjejalan. Untuk melayani arus masuk orang dalam jumlah besar ini, Festival ini harus menyediakan makanan, layanan kesehatan dan fasilitas pokok seperti di kota besar.
 
Desa Kumbh yang luasnya 25 km2dibagi menjadi 14 sektor menjadi kota besar dadakan saat festival ini berangsung. Masing-masing sektor dilengkapi rumah sakit, kantor polisi, jalan, toko makanan, pasokan listrik, dan air minum. Tata kota mempertimbangkan manajemen kerumunan orang , misalnya rute keluar dari tempat permandian dua kali lebih Bear dari rute masuk dengan strategi menggerakkan dan membagi kerumunan orang dengan menggunakan jalan memutar untuk menghindari penumpukan di tempat-tempat kritis seperti stasiun kereta api.<refname=”NGI”> National Geographic Indonesia Vol. 10 No. 02 Februari 2014 NGIM 140125125 9 771858 201017hal. 53</ref>.
Para kalpwasis datang ke Festival Kumbh Mela sebagai calon orang suci yang berjalan menuju upacara inisiasi di sungai Gangga untuk membuang kepentingan pribadi demi kebaikan bersama. Mereka pulang ke rumah dalam kondisi yang lebih sehat. Para kalpwasis yang paling taat adalah orang lanjut usia. Mereka datang untuk menghadiri seluruh festival dan meninggalkan kenyamanan duniawi.
 
== Mitos ==
Dalam teologi Hindu, asal festival ditemukan di [[Bhagavata Purana]] (Sangam atau tempat pertemuan suci antara sungai Gangga yang suci dan sungai [[Yamunaserta]] sungai mitos ketiga yang disebut sungai Saraswati)pada abadpertengahan.Pada bagian [[Samudramantana]] disebutkan dalam Bhagavata Purana, [[Wisnu Purana]], [[Mahabharata]], dan [[Ramayana]]<ref>[http://www.sacred-texts.com/hin/rama/ry045.htm Ramayana, Book I; Canto: XLV – ''The Quest for the Amrit''] ''[[Ramayana]]'' of ''[[Valmiki]]''.</ref> bahwa mereka telah kehilangan kekuatannya akibat kutukan durwasa Muni , dan untuk mendapatkannya kembali, mereka mendekati [[Dewa Brahma]] dan [[Dewa Siwa]].
 
Mereka memohon dan berdoa kepada [[Dewa Wisnu]], untuk menerima amrit (nektar keabadian) di [[Ksheera Sagara]]. Mereka harus membuat perjanjian sementara dengan para [[Asura]], untuk bekerja sama dengan berbagi hasil<ref>[http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,918635,00.html The Holiest Day in History] ''Time'', 31 January 1977.</ref>. Namun, ketikaKumbha (guci) yang berisi amrita muncul, perkelahian pun terjadi. Selama dua belas hari dan dua belas malam (setara dengan dua belas tahun manusia), mereka bertempur di langit dan menumpah nektar keabadian atau amrit<ref>National Geographic Indonesia Vol. 10 No. 02 Februari 2014 NGIM 140125125 9 771858 201017 hal. 50-51</ref> dari panci amrita.Hal ini diyakini bahwa selama pertempuran, Dewa Wisnu (menjelma sebagai Mohini-Murti) terbang pergi dengan Kumbha dari obat mujarab, menumpahkan tetes amrit di empat tempat: [[Allahabad]] (Prayag), [[Haridwar]], [[Ujjain]], dan [[Nashik]]<ref>[http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,812317,00.html Urn Festival], ''Time'', 1 May 1950.</ref>