Dharma Dana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putunopa (bicara | kontrib)
Pembuatan halaman baru
 
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat ([[Parisada Hindu Dharma Indonesia|Parisada]]) sebagai majelis tertinggi agama Hindu Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat Hindu dengan keyakinan, komitmen dan kesetiaan yang tinggi terhadap ajaran agama Hindu menuju kesejahteraan lahir dan bathin.
 
Untuk mencapai tujuan mulia tersebut, Parisada telah menetapkan misi yaitu  ''Pertama,'' mengupayakan penyebarluasan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang ''tattwa'', ''susila'', dan ''acara'' Hindu secara luas dan merata kepada segenap umat. ''Kedua'', mengupayakan tercapainya kehidupan beretika, bermoral, dan spritualitas yang tinggi dalam mendukung pencapaian tujuan hidup berdasarkan dharma. ''Ketiga'', mengupayakan tumbuhnya wawasan dan solidaritas intern keumatan serta antar umat yang berskala nasional maupun internasional.
 
Tujuan dan misi Parisada tersebut perlu dijalankan melalui berbagai program-program keumatan yang dapat dilakukan oleh Parisada beserta jajarannya. Untuk merealisasikan berbagai program keumatan, Parisada perlu mendapat dukungan dari segenap komponen umat Hindu baik berupa pikiran, tenaga, maupun pendanaan yang berkesinambungan.
 
Untuk mencapai hal tersebut, Parisada telah mengeluarkan Bhisama (Fatwa) pada tahun 2002 tentang ''Dana Punya'' yang menjadi panduan bagi umat Hindu Indonesia untuk menyalurkan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib<ref name=":0">Buku Sosialisasi Dharma Dana - Oleh Badan Dharma Dana - Tahun 2018</ref>.
 
== '''Dharma Dana menjadi Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib bagi Umat Hindu''' ==
Salah satu ajaran agama Hindu yang harus dihayati dan diamalkan untuk turut berbagi kepada sesama adalah ajaran ''Dana Punya''. Kata ''Dana Punya'' berarti pemberian dengan tulus sebagai salah satu bentuk pengamalan ajaran Dharma.
 
Tujuan pokok dan ajaran ''Dana Punya'' adalah untuk menumbuh-kembangkan sikap mental yang tulus pada diri pribadi umat manusia dalam melaksanakan ajaran ''Wairagya'' yaitu: ajaran ketidak terikatan (keikhlasan) pada diri seseorang. Istilah berdana ini lazim disebut ajaran ''Dana Punya'' umumnya dalam bentuk materi berupa benda-benda bergerak dan benda-benda tak bergerak.
 
Untuk mengajak masyarakat khususnya umat Hindu melaksanakan ajaran ''Dana Punya'' tersebut, Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat melalui Sabha Pandita telah mengeluarkan Bhisama (Fatwa) Nomor: 01/Bhisama/Sabha Pandita Parisada Pusat/X/2002 tanggal 28 Oktober 2002 tentang ''Dana Punya''<ref name=":1">{{Cite web|url=https://dharmadana.id/profile/bhisama-sabha-pandita/|title=Bhisama Sabha Pandita » Badan Dharma Dana Nasional|website=Badan Dharma Dana Nasional|language=en-US|access-date=2018-12-07}}</ref>.
 
Untuk mengoptimalkan gerakan ''Dana Punya'' tersebut, Pengurus Parisada Pusat telah merumuskan besarnya ''Dana Punya'' wajib bagi umat Hindu Indonesia yang kemudian disebut dengan Dharma Dana berdasarkan Ketetapan Mahasabha IX Parisada Hindu Dharma Indonesia Nomor: IV/TAP/M.Sabha IX/2006 tanggal 17 Oktober 2006 tentang '''Dharma Dana Nasional'''<ref name=":1" />.
Baris 26:
Dalam Wrhaspati Tattwa sloka 26 dinyatakan tujuh perbuatan yang tergolong ''Dharma'', satu diantaranya adalah ''Dana'' atau ''Dana Punya''. Berdasarkan pembagian ''Dharma'' serta peruntukan dari hasil karya (penghasilan) seseorang, maka dapat diperinci sebagai berikut: 33,1/3 % (yang diperuntukkan Dharma) dibagi 7, sehingga dapat dibulatkan menjadi 5%. Dengan demikian setiap umat Hindu wajib menyisihkan 5% dari penghasilan bersihnya.
 
Dengan banyaknya kewajiban sosial di masyarakat, secara khusus dari 5% tersebut dibagi dua yaitu '''2,5% untuk Dharma Dana''' yang dikelola oleh Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) – Yayasan Adikara Dharma Parisad (YADP), dan 2,5% untuk kewajiban sosial keagamaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individu umat<ref name=":1" />.
<br />
 
Baris 32:
Untuk mengelola Dharma Dana yang dihimpun, Parisada Pusat telah membentuk dan menetapkan Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) / Yayasan Adikara Dharma Parisad (YADP) sebagai badan resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat yang telah berbadan hukum sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI tentang pengesahan Yayasan nomor AHU-2447.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 18 Juni 2010. Selanjutnya dilakukan perubahan kepengurusan sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI AHU-0023549.AH.01.12.TAHUN 2017 Tanggal 27 Desember 2017<ref>{{Cite web|url=https://dharmadana.id/profile/sejarah-singkat/|title=Sejarah Singkat » Badan Dharma Dana Nasional|website=Badan Dharma Dana Nasional|language=en-US|access-date=2018-12-07}}</ref>.
 
Yayasan Adikara Dharma Parisad didirikan dan dideklarasikan oleh 45 tokoh umat Hindu Indonesia. Adikara Dharma Parisad diambil dari bahasa sanskerta yang berarti menjalankan kewajiban utama, mendukung pelaksanaan fungsi dan tugas pokok Parisada.
 
Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) / Yayasan Adikara Dharma Parisad (YADP) melakukan pengelolaan Dharma Dana secara professional mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola ''(governance)'' organisasi yang baik. BDDN - YADP berkantor di Jl. Anggrek Nelly Murni Blok A No. 3 Slipi, Jakarta Barat<ref name=":0" />.
 
'''VISI BDDN'''
Baris 69:
== '''Referensi''' ==
<references />
 
[[Kategori:Lembaga hindu]]
[[Kategori:Zakat agama hindu,]]