Suwarno Wisetrotomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bonandr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bonandr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Kedekatan imaji Suwarno dengan orang besar seni rupa menjadi inspirasi baginya, dan kemudian memunculkan obsesi. ia kerap diutus sebagai duta sekolahnya dalam lomba gambar dan meraih juara meski tak selalu yang nomor satu. setamat sekolah dasar ia meneruskan ke Sekolah Seni Rupa Indonesia (SMSR), Lulus 1982. Pada masa-masa menjalani pendidikan seni formal ini Suwarno semakin optimis atas jalan yang ia tempuh.
 
Dosen Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta ini punya pandangan tersendiri terhadap dunia seni. Menurutnya dunia seni ialah dunia yang tanpa punya batasan makna dan wilayah. Dunia yang dapat menyampaikan sebagai pesan dalam bentu karya atau visual, tanpa terpengaruh masalah bahasa.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/848263279|title=Almanak seni rupa Indonesia : secara istimewa Yogyakarta|last=1978-|first=Dahlan, Muhidin M.,|isbn=9789791436298|location=[Jakarta]|oclc=848263279}}</ref> Karena itu sebuah karya seni bisa dinikmati dan dipahami idenya oleh siapa pundan dari mana pun asalnya tanpa transliterasi bahasa. ia menuturkan lewat dunia seni apa pun bisa disuarakan. Dunia seni juga punya potensi untuk membangun saling pengertian, disuarakan kritisisme dalam nilai kemanusian, politik, kulturar, bahkan filsafat. Seni bisa membangun sensitivisme seniman dan penikmat seni itu sendiri dengan melihat keadaan lingkungan sekitar atau kondisi aktual lingkungan.
 
Lulusan S2 Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Program Studi Sejarah
 
== Renferensi ==