Getaran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 51:
</math>
Catatan: [[frekuensi sudut]] <math>\omega</math> (<math>\omega=2 \pi f</math>) dengan satuan radian per detik kerap kali digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan,
Bila massa dan kekakuan (tetapan ''k'') diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas.
Baris 70:
:<math>m \ddot{x} + { c } \dot{x} + {k } x = 0.</math>
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, sistem masih akan bergetar,
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-pegas-peredam adalah:
Baris 90:
Nilai ''X'', amplitudo awal, dan <math> \phi </math>, [[Fase (gelombang)|ingsutan fase]], ditentukan oleh panjang regangan pegas.
Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus. Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus melambangkan osilasi sistem,
Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", ''f<sub>d</sub>'', dan terhubung dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.
Baris 96:
:<math>f_d= \sqrt{1-\zeta^2} f_n </math>
Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam,
<!--Grafik di samping menampilkan bagaimana nisbah redaman sebesar 0,1 dan 0,3 akan memengaruhi bagaimana sistem akan bergetar seiring berjalannya waktu. Yang sering dilakukan dalam praktik adalah mengukur getaran bebas setelah sebuah pukulan (misalnya dengan palu), dan kemudian menentukan frekuensi alamiah sistem dengan mengukur laju osilasi, serta nisbah redaman dengan mengukur laju peluruhan. Frekuensi alamiah dan nisbah peredaman tidak hanya penting dalam getaran bebas, tetapi juga mencirikan bagaimana sistem akan berkelakuan pada getaran paksa. -->
|