Bandar Udara Internasional Radin Inten II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kota Sukadana |
k ←Suntingan 120.188.37.164 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 120.188.64.148 Tag: Pengembalian |
||
Baris 1:
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Internasional
| nativename = <small>{{lang|en|
| image = Radin Inten 2 Airport.jpg
| image-width = 250
Baris 36:
<!-- Image with unknown copyright status removed: [[File:Sumatra Air Network.png|right|400px|thumb|Sumatra Air Network]] -->
[[Berkas:Radin Inten II.JPG|jmpl|Terminal Lama]]
'''Bandar Udara Internasional
Nama bandar udara ini diambil dari nama [[Radin Inten II]], Kesultanan Lampung terakhir yang juga salah seorang [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] asal [[Lampung]].
Bandar udara
Bandara ini mengadopsi gaya futuristik dan memiliki gedung parkir berlantai empat di bawah pengelolaan [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Kementerian Perhubungan]]. Pembangunan gedung parkir berkapasitas 800 hingga 1000 kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi peningakatan arus wisatawan menuju destinasi utama Lampung. Di antaranya arena berselancar Pantai Tanjung Setia, Taman Nasional Way Kambas (ASEAN Heritage Park Way Kambas), habitat alam lumba-lumba Teluk Kiluan, dan pesona bawah laut di Pulau Pahawang.
Bandar Udara Internasional
== Sejarah Bandar Udara ==
Bandar Udara Internasional
Pada Tahun 1946 diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia '''Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI'''. Dari tahun 1946 s.d 1955 Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh '''Detasemen Angkatan Udara / AURI''' dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.
Pada tahun 1955, pengelolaan Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil (DPS) karena pada tahun tersebut Detasemen Angkatan Udara / AURI memiliki pangkalan udara di Menggala [[Kabupaten Lampung Utara]].
Pada tahun 1956 [[Garuda Indonesia|Garuda Indonesian Airways]] merintis membuka jalur penerbangan yang pertama kali dengan rute [[Jakarta]] – [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]] PP, dengan menggunakan pesawat jenis Barron dan pada tahun itu juga penerbangan komersil dimulai dengan frekuensi penerbangan tiga kali/minggu (jenis pesawat Barron diganti Dakota) dengan panjang landasan pacu ± 900 M.
Pada tahun 1963 secara resmi Bandar Udara Branti dari AURI diserahterimakan kepada Residen Lampung dan pada tahun 1964 diserahkan pengelolaannya kepada Djawatan Penerbangan Sipil (DPS).
Baris 62:
Terminal baru yang selesai dibangun tahun 1995 diresmikan dalam pengoperasian oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 22 Mei 1995.
Bandara Branti dirubah menjadi Bandar Udara
Terhitung mulai tanggal 29 April 2004 PT. MNA yang tadinya mengoperasikan pesawat jenis [[Fokker F28]] diganti dengan pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737-200 (MZ – 202 / Flight II).
Baris 69:
Pada Tahun Anggaran 2007 landasan pacu diperpanjang dari 2.000 M’ x 30 M’ menjadi 2.250 M’ x 30 M’.
Pada Tahun 2008 Maskapai penerbangan [[Adam Air]] (1 Maret 2008) dan [[Riau Airlines]] (2 Juni 2008) tidak melayani lagi jalur penerbangan ke Bandar Udara
Maskapai penerbangan [[Batavia Air]] mulai membuka jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin Intan II pada tanggal 8 Agustus 2008.
Baris 77:
Selanjutnya pada 2010-2011 dimulai perluasan apron agar bandara ini dapat dimasuki pesawat Boeing 737-800 dan Boeing 737-900ER secara penuh.Apron Bandara Radin Intan II yang pada saat itu hanya bisa menampung 3 pesawat Boeing 737 klasik,diperluas kapasitasnya untuk menampung 5 pesawat secara bersamaan.Pada saat bersamaan dimulai juga konstruksi taxiway B untuk mempercepat arus keluar-masuk pesawat dari apron nomor 4 dan 5.Pada tahun yang sama pula,[[Lion Air]] pun membuka rute penerbangan ke Lampung.
Sejak tahun 2013 dimulailah renovasi tahap pertama dari Bandar Udara
Lalu pada 2015 dilanjutkan lagi dengan konstruksi taxiway C dan perluasan apron,sehingga apron dapat menampung 7 pesawat secara bersamaan.
Baris 86:
Pada tahun 2017,maskapai penerbangan [[Batik Air]] mulai membuka penerbengan ke Lampung dengan pesawat [[Airbus A320]],dimana ini merupakan debut perdana A320 di bandara ini sejak perluasan pertama pada tahun 2004.
<ref>[http://www.radinintenii.blogspot.co.id/2009/07/sejarah-singkat-bandar-udara.html?m=1 Sejarah Bandara Internasional
== Maskapai penerbangan dan tujuan ==
[[Berkas:P 20170301 161130.jpg|jmpl|220px|Pesawat [[Airbus A320|A320]] milik [[Batik Air]] disambut dengan ''water salute'' ketika baru mendarat untuk pertama kali di Bandara Internasional
{{airport-dest-list
|[[AirAsia]] | [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur—Internasional]]
|[[Batik Air]] | [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta—Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|
|[[Citilink]] | [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]]
|[[Firefly (airline)|Firefly]] | [[Bandar Udara Internasional Penang|Penang]]
|[[Indonesia AirAsia]] | [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur—Internasional]]
|[[Garuda Indonesia]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|
|[[Garuda Indonesia]]<br>dioperasikan oleh [[Garuda Indonesia#Explore and Explore-jet sub-brands|Explore dan Explore Jet]] | [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]], [[Bandar Udara Internasional Kertajati|Kertajati]], [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]]
|[[Lion Air]] | [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|
|[[Malindo Air]] | [[Bandar Udara Internasional Penang|Penang]]
|[[Nam Air]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta|
|[[Sriwijaya Air]] | [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|
|[[TransNusa]] | [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta—Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Kertajati|Kertajati]]
|[[Wings Air]] | [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]], [[Bandar Udara Fatmawati Soekarno|Bengkulu]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta—Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Sultan Thaha|Jambi]], [[Bandar Udara Silampari|Lubuklinggau]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]]
Baris 113:
== Haji & Umrah ==
Bandara Internasional
== Perluasan Bandara ==
Pemerintah Provinsi Lampung dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak Juni 2012 telah menandatangani MoU tentang pengembangan dan pembangunan Bandar Udara Internasional
MoU bernomor '''G/454/III.06/HK/2012''' dan '''HK.201/1/14/DRJU-2012''' itu dijadikan dasar kedua belah pihak untuk mengembangkan bandara terbesar di [[Provinsi Lampung]] tersebut menjadi bandara bertaraf internasional. Targetnya, rencana pengembangan ini rampung pada Tahun 2017.<ref>[http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/89714-rencana-pengembangan-bandara-radin-inten-ii-lamsel Rencana Pengembangan Bandara
{| class="wikitable"
! colspan="5" style="background: #8B8589;"| '''Tahapan Proyek Bandara Internasional
|- style="font-weight:bold; background-color:#D3D3D3"
{|class="wikitable"
Baris 135:
|2016 || Pembangun areal parkir 4 lantai || Selesai
|-
|2016 || Pembangun Jaringan Rel Kereta Api dari Stasiun Tanjung Karang ke Bandara
|-
| rowspan="7" align="center"|III||2016 || Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Dari Bandara Internasional Raden
|-
|2016|| Pembuatan Taxi Way Pararel || Proses
Baris 145:
|}
Saat ini Bandara Internasional
Tahun 2016, terminal bandara ditingkatkan menjadi tiga lantai yang diproyeksikan dapat memuat lebih dari 3 juta penumpang per tahunnya dengan gedung parkir empat lantai hingga bisa memuat 1000 kendaraan. Selain itu, sesuai rencana Kementerian Perhubungan, landasan pacu diperpanjang menjadi 3.200 meter dari sebelumnya 2.500 meter.<ref>[http://www.lampost.co/berita/wajah-lampung-di-bandara Wajah Lampung di Bandara]</ref>
Bandara Internasional
Jumlah pergerakan itu hanya berbeda tipis dengan [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]] [[Palembang]] yang mencapai 60 pergerakan per hari.<ref>[http://www.https://m.tempo.co/read/news/2016/10/07/296810402/wisman-meroket-bandara-radin-siap-go-international Wisman meroket Bandara
Karena itu, dibutuhkan lahan seluas 78 hektare dan pembebasannya dilakukan dalam dua tahap.
Penambahan landasan pacu tersebut merupakan prasyarat mutlak, agar dapat didarati pesawat jenis [[Airbus]] yang banyak digunakan sebagai armada haji.<ref>[http://www.m.tempo.co/read/news/2015/10/14/090709474/2017-bandara-radin-inten-ii-jadi-bandara-internasional Bandara
== Transportasi Darat ==
Baris 163:
=== Bus Rapid Transit (BRT) ===
* Trans Lampung
=== Kereta Api ===
Untuk mendukung pembangunan Bandara
|