Misogini: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kepercayaan: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
=== Sikhisme ===
Sarjana William M. Reynolds dan Julie A. Webber telah menulis bahwa [[Guru Nanak]], pendiri iman tradisi Sikh, adalah "pejuang hak-hak perempuan" yang "sama sekali tidak misoginis" berbeda dengan beberapa orang sezamannya.<ref>{{cite book|page=87|title=Expanding curriculum theory: dis/positions and lines of flight|author=Julie A. Webber|publisher=Psychology Press|year=2004|isbn=978-0-8058-4665-2}}</ref>
 
 
=== Islam ===
Bab keempat (surah) dari [[Quran]] disebut "Perempuan" (An-Nisa). Ayat ke-34 adalah ayat kunci dalam kritik feminis [[Islam]]<ref>"Verse 34 of Chapter 4 is an oft-cited Verse in the Qur'an used to demonstrate that Islam is structurally patriarchal, and thus Islam internalizes male dominance."
Dahlia Eissa, "[http://www.wluml.org/node/443#_ftn42 Constructing the Notion of Male Superiority over Women in Islam]: The influence of sex and gender stereotyping in the interpretation of the Qur'an and the implications for a modernist exegesis of rights", Occasional Paper 11 in ''Occasional Papers'' (Empowerment International, 1999).</ref> ayat itu berbunyi:. "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah (yang tidak menyakiti) mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Dalam bukunya ''Popular Islam and Misogyny: A Case Study of Bangladesh'', Taj Hashmi membahas misoginis dalam kaitannya dengan budaya Muslim (dan khususnya Bangladesh), menulis:
{{quote|Berkat interpretasi subjektif dari Quran (hampir secara eksklusif oleh laki-laki), dominan para mullah misoginis dan hukum Syariah regresif di sebagian besar negara "muslim", Islam disinonimkan sebagai promotor kebencian terhadap wanita dalam bentuk terburuk. Meskipun tidak ada cara untuk membela apa yang disebut "besar" tradisi Islam sebagai libertarian dan egaliter yang berkaitan dengan perempuan, kita bisa menarik garis antara teks Al-Quran dan korpus penulisan yang terus terang misoginis dan kata-kata yang diucapkan oleh mullah memiliki sangat sedikit atau tidak ada relevansinya dengan Quran<ref>Hashmi, Taj. ''[http://www.mukto-mona.com/Articles/taj_hashmi/Popular_Islam_and_Misogyn1.pdf Popular Islam and Misogyny: A Case Study of Bangladesh]''. Retrieved August 11, 2008.</ref>}}
Dalam bukunya ''No god but God'', profesor University of Southern California Reza Aslan menulis bahwa "penafsiran misoginis" telah terus-menerus melekat pada An-Nisa, 34 karena komentar pada Quran "telah menjadi domain eksklusif laki-laki Muslim".<ref name=issue>{{cite news|url=http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/20/AR2006102001261.html|publisher=Washington Post|title=Clothes Aren't the Issue|date=October 22, 2006|first=Asra Q.|last=Nomani}}</ref>
 
== Filsafat (abad ke-17 sampai ke-20) ==