Keuskupan Tanjung Selor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+foto |
Keuskupan Tanjungselor |
||
Baris 1:
{{Infobox Keuskupan
| image = Gedung Keuskupan Tanjung Selor.JPG
| caption = Gedung Keuskupan
| nama_keuskupan = Keuskupan
| latin = ''Dioecesis Tanjungselorensis''
| metropolit = [[Keuskupan Agung Samarinda]]
Baris 11:
| ekonom = [[Leonardo Tina Kusuma]], MSF
| katedral = [[Paroki Santa Maria Assumpta, Katedral Tanjung Selor|St. Maria Assumpta]]
| alamat = Jl. Jelarai, P.O. Box 01,
| pusat =
| coordinates ={{coord|2.8376892|117.4008465}}
| tgl_berdiri = [[9 Januari]] [[2002]]
Baris 29:
== Sejarah Singkat ==
* Didirikan sebagai '''Keuskupan
===
Bernardus Winokan (alm) adalah salah satu tokoh perintis keberadaan [[Paroki Santa Maria Assumpta, Katedral Tanjung Selor|Paroki St. Maria Assumpta]] yang kemudian hari akan berkembang sebagai Katedral St. Maria Assumpta. [[1954]] adalah tahun di mana Bernardus Winokan bertugas sebagai Sekretaris Kepala Daerah [[Bulungan]], kehadiran selaku umat [[katolik]] menggembirakan beberapa orang perantau katolik di wilayah Bulungan, Bpk. Winokan sejak kedatangannya di Bulungan mulai giat mengumpulkan para perantau katolik yang kebanyakan berasal dari [[Nusa Tenggara Timur]] dan kemudian membentuk sebuah persekutuan kecil umat katolik yang secara rutin mengadakan berbagai kegiatan di rumahnya. Seiring perjalanan waktu maka jemaat kecil itu akhirnya menjadi sebuah [[stasi]] dari paroki Tarakan setelah mengundang Pastor Padberg dari paroki Tarakan. Setelah dirasakan bahwa iman mulai tumbuh di wilayah Bulungan dirasakan perlu untuk memulai karya pewartaan di wilayah sekitar, maka dimulailah karya kerasulan itu, mula-mula Bpk. Winokan di dampingi Bpk Paulus melakukan perjalanan ke hulu [[sungai Kayan]] di daerah [[Long Lembu, Peso Hilir, Bulungan|Long Lembu]], di wilayah ini bertemu dengan Bpk. Laing, dari wilayah ini benih iman ditaburkan dan kemudian menyebar. Perkembangan luar biasa terjadi di daerah hulu Sungai Kayan yang kemudian justru lebih dulu berkembang menjadi sebuah paroki yaitu Paroki St. Petrus Mara Satu, Stasi Tanjung Selor menjadi salah satu stasi dari paroki baru tersebut. [[1978]]-[[1979]] stasi Tanjung Selor membangun gedung gereja yang sampai sekarang ini ([[2007]]) masih dipergunakan.
Baris 37:
Atas Persetujuan Bpk Uskup (Keuskupan Agung Samarinda) dan dukungan seluruh umat maka pada [[Januari]] [[1987]] pusat paroki St. Petrus Sungai Kayan dipindahkan dari desa Mara I ke Tanjung Selor dengan beberapa pertimbangan:
# Mempermudah hubungan paroki dengan pemerintah kabupaten,
# Mendapatkan dukungan karya pastoral karena di [[
Tumbuhnya paroki St. Petrus Sungai kayan cukup pesat, sekitar sepuluh tahun sesudah dipindahkan di
=== Menjadi Katedral ===
Hampir enam tahun kemudian tepatnya [[22 Desember]] [[2001]] Bapa Suci [[Yohanes Paulus II]] memutuskan untuk membentuk Keuskupan baru di
== Gembala ==
=== Uskup
* Mgr. [[Yustinus Harjosusanto]], MSF. ([[9 Januari]] [[2002]]–16 Februari 2015, ditunjuk sebagai [[Keuskupan Agung Samarinda|Uskup Agung Samarinda]])<ref name="tribun">{{cite web |url=http://kaltim.tribunnews.com/2015/02/17/paus-fransiskus-tunjuk-mgr-yustinus-harjosusanto-jadi-uskup-samarinda |title=Paus Fransiskus Tunjuk Mgr Yustinus Harjosusanto Jadi Uskup Agung Samarinda |publisher=Tribun Kaltim}}</ref>
* Mgr. [[Paulinus Yan Olla]], MSF. ([[22 Februari]] [[2018]], di tunjuk sebagai [[Keuskupan Tanjung Selor|Uskup
== Paroki ==
|