Buruan, Blahbatuh, Gianyar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) menambahkan sejarah desa |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 27:
== Sejarah Desa Adat Buruan ==
Pada awal abad ke 11, pada ''icaka warsa leng angapit lawang'' atau tahun caka 929. ''Leng'' artinya 9 (sembilan lubang), ''apit'' artinya dua, ''lawang'' artinya 9 (lawang berarti pintu atau dwara-dwara sanga). Atau pada tahun 1007 M, semenjak Sri Ratu Bali Pulina Sri Gunapria Darmapatmi wafat, abunya didarmakan dan dicandikan di Candi Bhurwan di hutan Kutri (''Datu Lumaheng Buruan''). Nama desa Buruan itu mengambil nama candi tersebut yaitu ''Bhurwan'' yang berasal dari bahasa sanskerta (''Bhur'' berarti tanah dan ''Wan'' berarti mulia atau suci). Karena perubahan pengucapan disesuaikan dengan kemampuan lafal orang Bali lama kelamaan menjadi Buruan. Sebagai suatu candi, raja Bali menempatkan prajurunya dan pengayah untuk mengurus candi Bhurwan tersebut yang kemudian bermukim di sana. Lama kelamaan menjadi sebuah pemukiman yang semula belum menetap meskipun hanya beberapa kubon saja.
Pada icaka ''Leng Panca Nawa'' (tahun caka 959), di sebelah timur Buruan ini berdiri pesraman seorang Pendeta yang bernama Empu Kidul. Asramanya tersebut didirikan pada Ceruk (lekukan atau gua) sehingga tempat ini sampai sekarang bernama desa Celuk.
|