Anak Krakatau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) |
Kembangraps (bicara | kontrib) →Erupsi 2018 - 2019: +pranala |
||
Baris 114:
Pada tanggal 22 Desember, gunung Anak Krakatau seperti hari-hari sebelumnya mengalami rangkaian letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah dan mencatatkan gempa tremor terus-menerus dengan [[amplitudo]] ''overscale'' (58 mm). Letusan yang terjadi pada pukul 21.03 WIB, yang tak teramati secara visual maupun terdeteksi oleh alat pencatat kegempaan tektonik, tampaknya menimbulkan peristiwa luar biasa berupa longsoran tubuh gunung yang masuk ke laut, yang berakibat fatal. Selang beberapa menit dilaporkan terjadi [[tsunami Selat Sunda 2018|tsunami di beberapa pantai barat Banten dan selatan Lampung]]. Longsoran yang menyebabkan tsunami ini dikonfirmasi berdasarkan citra satelit yang diterima oleh [[PVMBG]] sehari setelah tsunami terjadi. Diperkirakan ada luasan minimal 64 hektare yang " hilang", yang diukur melalui tafsiran citra satelit sehari setelah laporan tsunami.
Aktivitas erupsi setelah longsor besar tetap berlangsung dengan frekuensi tinggi tetapi tipe erupsi tidak lagi tipe Stromboli melainkan tipe Surtsey, yaitu bercampurnya [[magma]] dengan air laut<ref>Erik Klemetti. [http://blogs.discovermagazine.com/rockyplanet/2018/12/31/time-to-award-the-2018-pliny-for-volcanic-event-of-the-year/#.XDrWHlwzbb0 Announcing the 2018 Volcanic Event of the Year]. Blog Rocky Planet. December 31, 2018 10:28 am. Diakses 13 Januari 2019.</ref>. Pada tanggal 26 Desember 2018 dilaporkan terjadi hujan debu vulkanik di kawasan Cilegon (Banten) yang telah dikonfirmasi. Pihak berwenang sejak pukul 06.00 tanggal 27 Desember 2018 menaikkan status Gunung Anak Krakatau menjadi level III (Siaga). Pada status ini, semua aktivitas pada radius 5 km dari puncak harus ditiadakan<ref name="pvmgb20181227" />. Level ini adalah level bahaya tertinggi yang dapat diberikan untuk gunung ini.
Pengamatan visual dan perkiraan berdasarkan citra satelit yang dilakukan pada tanggal 28 Desember 2018 menunjukkan perubahan morfologi besar. Ketinggian puncak Gunung Anak Krakatau tinggal 110 m dari muka laut, dan volume daratan yang longsor ke dalam laut diperkirakan 150 juta sampai 180 juta meter kubik, menyisakan bagian daratan sebesar 40 juta sampai 70 juta meter kubik<ref name="vsi181229">Kasbani. [https://magma.vsi.esdm.go.id/press/view.php?id=173 PERS RILIS AKTIVITAS GUNUNG ANAK KRAKATAU, 28 DESEMBER 2018]. PVMBG, 29 Desember 2018 16:37 WIB</ref>. Dengan ketinggian baru ini, Pulau Anak Krakatau sejak 26 Desember 2018 memiliki puncak tertinggi lebih rendah daripada pulau-pulau tetangganya, Pulau Sertung (182 m dpl) dan Pulau Panjang (132 m dpl).
|