Emily Wilding Davison: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Baris 88:
== Analisis ==
[[Berkas:Emily Davison in later life.jpg|jmpl|lurus|Davison towards the end of her life, showing the effects of hunger strikes and force feeding{{sfn|Tanner|2013|loc=facing p. 172}}]]
Davison'sKematian deathEmily markedmenandakan atitik culminationkulminasi anddan atitik turningbalik pointkampanye ofmilitan thepejuang militanthak suffragettesuara campaignperempuan. The [[FirstPerang WorldDunia WarI]] brokemeletus outpada the followingtahun yearberikutnya anddan, onpada 10 AugustAgustus 1914, thepemerintah membebaskan semua governmentwanita releasedyang allikut womenmogok hungermakan strikersdan andmemberikan declaredamnesti ankepada amnestymereka. Emmeline Pankhurst suspendedmenghentikan WSPUsementara operationskegiatan WSPU onpada 13 AugustAgustus.{{sfn|Purvis|1995|p=98}}{{sfn|Collette|2013|p=31}} PankhurstEmmeline subsequentlykemudian assistedmembantu thepemerintah governmentdalam inmerekrut thewanita recruitmentuntuk of women for warkeperluan workperang.{{sfn|Pugh|1974|p=360}}{{sfn|"Archives – The Suffragettes"}} InPada 1918, ParliamentParlemen passed themeloloskan [[RepresentationUndang-undang ofPerwakilan the People ActRakyat 1918]]. AmongDi theantara changesperubahan wasdalam theundang-undang grantingitu ofadalah thewanita voteyang toberusia womendi overatas the30 agetahun ofyang 30bisa lolos kualifikasi whoproperti coulddapat passmemiliki propertyhak qualificationssuara.{{efn|ToAgar bedapat ableikut tomengundi, votewanita womenharuslah hadmenjadi topemimpin berumah householderstangga oratau theistri wivesdari ofsuami householders,yang ormemimpin payrumah moretangga, thanatau £5membayar asewa yearsenilai inlebih rent,dari or£5 bedalam asetahun, graduateatau ofmerupakan alulusan Britishuniversitas universityInggris. PracticallyDalam allpraktiknya, thesemua propertykualifikasi qualificationsproperti foruntuk menpria weredihapuskan abolishedoleh byundang-undang the actitu.{{sfn|Purvis|1995|p=98}}}} TheUndang-undang legislationini addedmenyebabkan 8.,5 millionjuta womenwanita tomemiliki thehak electoralsuara, roll;setara they constituteddengan 43% ofdari thejumlah semua pemilih di negara electorateitu.{{sfn|Purvis|1995|pp=98–99}}{{sfn|"Representation of the People Act 1918"}} InPada 1928 the, [[RepresentationUndang-undang ofPerwakilan the PeopleRakyat (EqualKesetaraan FranchiseHak Pilih) Act 1928|RepresentationUndang-undang ofPerwakilan the PeopleRakyat (EqualKesetaraan FranchiseHak Pilih) Act]] loweredmenurunkan thebatas votingusia ageuntuk formengundi womenbagi towanita menjadi 21 to put them on equaltahun, termssehingga withsetara maledengan voterspria.{{sfn|"Equal Franchise Act 1928"}}{{sfn|Purvis|1995|p=99}}
 
CrawfordElizabeth seesmelihat theperistiwa-peristiwa eventsdi at theDerby 1913 Derbysebagai aslensa ayang lensmelalui "throughketika which ...seumur hidup [Davison'sEmily] wholesudah life has been interpreted"ditafsirkan,{{sfn|Crawford|2003|p=159}} anddan theketidakpastian uncertaintymotif ofdan herniat motivesEmily andpada intentionshari thatitu daytelah hasmemengaruhi affectedbagaimana howia shetelah hasdinilai beenoleh judged by historysejarah.{{sfn|Gullickson|2008|p=462}}{{sfn|Collette|2008|pp=223–224}} [[Carolyn Collette]], apengkritik literarysastra criticyang whotelah hasmempelajari studiedtulisan Davison's writingEmily, identifiesmengidentifikasi themotif differentberbeda motivesyang ascribeddianggap toberasal Davisondari Emily, includingtermasuk "uncontrolledimpuls yang tak impulsesterkendali" oratau asebuah searchpencarian formenuju martyrdomkesyahidan forbagi women'shak suffragesuara wanita. ColletteCarolyn alsojuga seesmelihat abanyak moretren currentterkini trenddi amongantara historianssejarawan "tountuk acceptmenerima whatapa someyang ofdiyakini heroleh closebeberapa contemporariesorang believed:sezaman thatEmily Davison'sbahwa actionstindakan thatEmily daypada werehari deliberate"itu disengaha dan andbahwa thatia sheberusaha attempteduntuk tomenempelkan attachwarna thepejuang suffragettehak colourssuara toperempuan thedi King'skuda horseRaja.{{sfn|Collette|2008|pp=223–224}} [[Cicely Hale]], aseorang suffragettepejuang whohak workedsuara atperempuan theyang bekerja di WSPU anddan whomengenal knew DavisonEmily, describedmenggambarkan herEmily assebagai "aseorang fanatic"fanatik whoyang wassiap preparedmati totetapi dietidak butbermaksud did not mean todemikian.{{sfn|Crawford|2003|p=163}} OtherPengamat observers,lainnya suchseperti asJune Purvis,dan andLiz Ann(penulis Morley and Lizbiografi Stanley—Davison'sEmily) biographers—agreesetuju thatbahwa DavisonEmily didtidak notberniat meanuntuk tomengakhiri diehidupnya.{{sfn|Purvis|2013a|p=359}}{{sfn|Morley|Stanley|1988|p=65}}
 
DavisonEmily was aadalah [[Christianfeminisme feminismKristen|staunchfeminis feministyang andsetia adan passionateseorang ChristianKristen yang taat]] yang pandangannya menyebut sejarah abad pertengahan dan iman kepada Tuhan sebagai bagian dari persenjataan militannya.{{sfn|Gullickson|2016|p=15}}{{sfn|Purvis|2013a|p=360}} whose outlook "invoked both medieval history and faith in God as part of the armour of her militancy".{{sfn|Collette|2012|p=170}} HerKecintaannya lovepada ofsastra EnglishInggris literature,yang whichdipelajarinya shedi had studied atUniversitas Oxford, wasdipaparkan showndalam inidentifikasinya her identification with [[Geoffrey Chaucer]]'sdengan ''[[The Knight's Tale]]'', including[[Geoffrey Chaucer]], beingtermasuk nicknameddijuluki "Faire Emelye".{{sfn|Colmore|1988|p=11}}{{sfn|Collette|2008|p=226}} MuchBanyak oftulisan Davison'sEmily writingyang reflectedmencerminkan thedoktrin doctrineiman ofKristen thedan Christianmerujuk faithpada andmartir, referredkematian tosebagai martyrsmartir, martyrdomdan andpenderitaan triumphantyang sufferingmenang; accordingmenurut to ColletteCarolyn, thepenggunaan usebahasa, ofcitra ChristianKristen, anddan medievalabad languagepertengahan andsecara imagerylangsung "directlymencerminkan reflectspolitik thedan politicsretorika andgerakan rhetoricpejuang ofhak thesuara militantperempuan suffrageyang movement"militan. Purvis writes that Davison's committed Anglicanism would have stopped her from committing suicide because it would have meant that she could not be buried in [[consecrated ground]].{{sfn|Collette|2012|p=170}}{{sfn|Purvis|2013c|p=49}} Davison wrote in "The Price of Liberty" about the high cost of devotion to the cause:
 
<blockquote>In the New Testament, the Master reminded His followers that when the merchant had found the Pearl of Great Price, he sold all that he had in order to buy it. That is the parable of Militancy! It is that which the women warriors are doing to-day.<br>