Didik Mukrianto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 49:
Ditengah-tengah aktivitas sebagai aktifis mahasiswa, dalam menikmati kesehari-hariannya yang selalu berusaha memperkuat eksistensi dalam jalur pergerakan moral dan social, Mas Didik tidak melupakan tanggung jawab yang diberikan pamannya yang telah memberikan kesempatan berharga dalam hidupnya. Tugas dan tanggung jawab rutin Mas Didik tiap harinya diantaranya bertanggung jawab atas kebersihan mobil-mobil, membantu membersihkan rumah, mengurus taman dan mengantar jemput sekolah putra putri pamannya disamping tugas-tugas yang lainnya. Mas Didik mendapat banyak pelajaran dan kesempatan berharga selama ikut pamannya diantaranya skill untuk bisa membawa kendaraan atau sopir, dimana sebelumnya hanya kenal sabit dan cangkul.
 
Dengan dorongan, nasihat dan do’a kedua orang tuanya, Mas Didik terus berikhtiar dan berbuat sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik, minimal untuk dirinya sendiri. Pesan yang sangat berharga dan tidak akan pernah dilupakan adalah manaka alm Bapak Mas Didik punya harapan besar yaitu : “''hanya ingin melihat Mas Didik ke kantor memakai dasi dan naik mobil”. ''Harapan dan cita-cita yang sederhana dari seorang petani namun punya makna yang sangat besar dan sesuatu hal yang tidak mudah diwujudkan oleh Mas Didik. Kesedihan mendalam pertama kali dalam hidup Mas Didik, manakala alm Bapaknya dipanggil menghadap Allah SWT pada hari Jum’at Legi tanggal 9 September 1994 sebelum harapan Beliau terwujud.
 
Berbekal keterbatasan dan semakin beratnya kondisi hidup yang Mas Didik hadapi karena adek perempuannya juga sudah mulai membutuhkan biaya karena masuk kuliah, maka sebagai pengganti alm Bapaknya yang harus mengambil tanggung jawab maka Mas Didik tidak hanya berjuang untuk segera selesai kuliah secara cepat namun juga harus membantu ibu untuk membiayai kuliah kakak dan adeknya. Walaupun mudah dalam semangat ternyata Mas Didik tidak kuasa dan tidak mampu untuk membantu meringankan beban ibu untuk membiayai kuliah kakak dan adek perempuannya.
Baris 73:
Bahkan posisi strategis sebagai saksi nasional/KPU dalam Pemilu Legislatif 2009 dan Saksi nasional/KPU pasangan SBY-BOEDIONO dalam Pemilu [[Presiden Indonesia]] 2009 dipercayakan amanahnya kepada Mas Didik. Karier dan pengabdian politiknya semakin total manakala pada tahun 2010 Mas Didik dipercaya untuk memegang amanah besar yaitu sebagai Ketua Panitia Kongres II Partai Demokrat 2010 di [[Kota Bandung]], yang hingga sekarang Mas Didik dipercaya mengemban sebagai salah satu Ketua DPP Partai Demokrat dalam kabinet DPP Partai Demokrat masa bakti 2010-2015.
 
Selain berkarier politik di Partai Demokrat, demi menjaga kelangsungan silaturahim dan membangun networking yang lebih luas lagi demi masa depan bangsa dan Negara tercinta [[Indonesia]], Mas Didik juga membangun pertemanan dalam organisasi diantaranya sebagai :
# Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna
# Ketua DPP Partai Demokrat, Departemen Penegakan Hukum, Perundang-undangan dan HAM;