Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 9:
|nama camat= Ernawati Pohan
|kepadatan=720 jiwa/km²
|provinsi=SumateraSumatra Utara
}}
 
[[Berkas:Pasar Terendam Barus.jpg|jmpl|Pasar Terendam Barus]]
 
'''Kota Barus''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Tapanuli Tengah]], [[SumateraSumatra Utara]], [[Indonesia]]. Ibukota kecamatan ini berada di [[Padang Masiang, Barus, Tapanuli Tengah|kelurahan Padang Masiang]]. Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu [[Fansur]]. Kecamatan Barus berada di Pantai Barat SumateraSumatra dengan ketinggian antara 0 – 3 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur. Sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan Barus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Baris 26:
== Pahlawan dari Barus ==
 
Salah seorang pahlawan sebelum kemerdekaan dari Kota Barus, yang gigih melawan Belanda (Penjajah) adalah Sidi Marah (Marah Sidi). Walaupun Dia bukan Asli dari Kota barus (Merantau) akan tetapi perjuangan heroiknya perlu diteladani. Sidi Marah tidak setuju dengan kebijakan Belanda yang semena-mena terhadap rakyat. Belanda menerapkan kebijakan hoofd belasting (pajak kepala atau individu), inkomsten belasting (pajak pemasukan suatu barang/cukai), hedendisten (pajak rodi), landrente (pajak tanah), wins belasting (pajak kemenangan/keuntungan), meubels belasting (pajak rumah tangga), slach belasting (pajak penyembelihan), tabak belasting (pajak tembakau), adat huizen belasting (pajak rumah adat).Akibat kebijakan itu rakyatpun tertindas, Penindasan pun melahirkan konsekuensi perlawanan.Belanda sangat takut dengan penggalangan dan pengorganisasian Sidi Mara untuk berperang dengan kaum penjajah.Salah satu pertempuran paling heroik yang tercatat pada tanggal 4 Desember 1829 bersama si Songe dengan menggempur benteng Port Tapanoely di poncan banyak memakan korban di pihak Belanda. Akibatnya Barus diserang habis-habisan, karena menduga Sidi Marah sehabis menyerang Poncan mundur ke arah Barus. Tercatat dalam sejarah bahwa Sidi Marah berjuang mempertahan Pantai Barat Tapanuli khususnya Barus hampir kurang tujuh tahun. Sedang untuk pahlawan setelah kemerdekaan, salah satunya adalah Kiai Haji Zainul Arifin atau lengkapnya Kiai Haji Zainul Arifin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, SumateraSumatra Utara, 2 September 1909 – meninggal di Jakarta, 2 Maret 1963 pada umur 53 tahun).Dijaman penjajah Belanda dia sudah aktif di organisasi (NU-GP Ansor), sesuatu kegiatan yang dianggap penjajah sebagai penggalangan rakyat untuk melawan mereka. Semasa penjajahan Jepang dia menjadi Panglima Hizbullah Masyumi,dengan tugas utama mengkoordinasi pelatihan-pelatihan semi militer di Cibarusa, dekat Bogor.Paska Kemerdekaan dia banyak dipercaya di legislatif dan eksekutif. Salah satu jabatan terpenting yang pernah diemban dia adalah Wakil Perdana Menteri Indonesia dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I yang memerintah dua tahun penuh (1953-1955). Masa jabatan 30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955,akan tetapi dalam sejarah Organisasi NU dia tercatat sebagai orang pertama yang menduduki jabatan tersebut.
 
== Sejarah daerah ==
Baris 45:
[[Berkas:Hangbrug over de Aick Raisan; Tapanoeli.jpg|jmpl|Jembatan gantung di atas [[Aek Raisan]] pada tahun 1905]]
 
5. '''BARUS SELATAN ''' adalah samudera Indonesia yang didepannya ada Pulau Mursala, Pulau Sorkam, Pulau Panei, Pulau Karang, Ulak Bumi, Pulau Lipan, Pulau Mangki- Gadang, Pulau Panjang, Pulau Sarok, dan Pulau Sikandang. Luas wilayah Barus Raya diperkirakan lebih dari 400.000 ha, memanjang sepanjang pantai Barat SumateraSumatra, antara Muara Kolang di Tenggara sampai muara sungai Simpang Kanan. Sungai-sungainya yang terbesar antara lain, [[Aek Raisan]] melintas di negeri Kolang, Aek Sibondong, hulunya Kota Dolok Sanggul di Humbang Hasundutan dan bermuara di Pasar Sorkam.
 
Pada Juni 1946 melalui sidang Komite Nasional Daerah Keresidenan Tapanuli, dibentuklah Kabupaten Sibolga / Tapanuli Tengah. Seiring itu pula di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling . Sibolga adalah kecamatan yang pertama kali dibentuk, menyusul Lumut dan Barus. Dengan demikian pada waktu itu status Barus resmi menjadi sebuah Kecamatan. Dengan sendirinya wilayah Barus Raya sudah terbagi-bagi sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu. Adapun Sorkam masih dalam wilayah Kecamatan Barus.
Dengan Undang-Undang darurat no. 7 Tahun 1956, di SumateraSumatra Utara dibentuklah daerah otonom kabupaten, termasuk Tapanuli Tengah. Melalui undang-undang itu juga Sibolga menjadi Kota Praja. Terpisahnya Sorkam dari Kecamatan Barus didasarkan adanya ketentuan yang menyatakan bahwa setiap kabupaten harus mempunyai dua kewedanaan dan satu kewedanaan minimal harus dua Kecamatan. Wedana Barus terdiri dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Sorkam.
Berdasarkan PP No. 35 /1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang pembentukan 18 kecamatan yang ada di SumateraSumatra Utara, maka Kabupaten Tapanuli Tengah mendapat 2 daerah pemekaran yakni Kecamatan Manduamas yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Kolang hasil pemekaran dari Kecamatan Sibolga.
Sesuai dengan perkembangan pemekaran wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia, maka Kecamatan Barus pun dimekarkan berkali-kali. Dalam berberapa tahun saja menjadi kecamatan, Manduamas dimekarkan menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Sirandorung. Sementara Kecamatan Barus dimekarkan lagi menjadi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Barus, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Barus Utara.
 
Baris 87:
'''1. Sektor Perikanan'''
 
Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yang menjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangat bergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadi pusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandam atau '''Kualo''' (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang. Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapi dengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di Desa Pasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus. Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan, terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaan pengangkutan ikan segar ke ibukota Provinsi SumateraSumatra Utara, Medan, ke Sibolga, Padang, Dolok Sanggul dan daerah lainnya. Penjualan ikan yang murah di daerah Barus di jajakan oleh pedagang keliling bersepeda atau kenderaan sepeda motor. Masyarakat setempat menyebutnya pangalong-along. Penjual ikan pun ada pada hari ''''onan'''' (pekan) pada hari Sabtu dan Rabu.
 
Sebagai sarana angkutan atau tempat bagi nelayan untuk menangkap ikan maka diperlukan kapal motor angkut yang biasa disebut ”BOT” yang berjumlah ratusan buah, terbuat dari kayu meranti dan kayu kapur yang dibawa dari Pulau Mursala terdapat di lepas pantai Sibolga. Kapal motor ini terdiri dari badan, satu ruangan kabin yang sederhana satu motor penggerak yang dapat mengangkut antara 170 hingga 280 m 3. Di samping Bot para nelayan juga memberdayakan sarana angkutan perahu jongkong (jukung), perahu papan (biduk),motor tempel (sitempel), bagan tancap dan bagan perahu.
Baris 122:
Daerah Barus sekitarnya ditinjau dari segala aspek mempunyai potensi yang sangat besar terutama potensi pariwisatanya. Sektor pariwisata bahari dan keindahan alam lainnya. Hal ini didukung dengan kondisi alam dan masyarakat Barus yang ramah tamah serta banyak objek wisata yang tersebar diwilayahnya. Objek wisata pantai adalah primadona tersendiri yang dimiliki Barus. Disamping itu Kecamatan Barus juga memiliki objek wisata sejarah berupa Benteng Portugis dan makam-makam kuno yang merupakan makam para penyebar agama Islam tempo dulu. Makam yang terkenal adalah Makam Mahligai dan Papan Tinggi.
 
Selain objek wisata pantai ternyata Kecamatan Barus menyimpan objek wisata bahari Pulau Badalu (Snorkeling di Pulau Badalu, SumateraSumatra Utara,sumber TRIBUN-MEDAN.com). Objek wisata bahari Pulau Badalu tidak kalah keindahannya (Paradise hidden)dengan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Barelang (Kepulauan Riau), Lombok, Bali dll. Surat kabar online "Berdikarinews.com" pada tanggal 1 Januari 2016 by contributor Candra Irawan menyatakan Pulau Badalu, Surganya Snorkeling.Jika Anda pecinta snorkeling dan sedang di SumateraSumatra Utara, sejenak berhentilah di sebuah pulau yaitu Pulau Badalu.Pulau tersebut terletak di kawasan kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, SumateraSumatra Utara. Jika berada di pulau tersebut Anda akan disuguhkan keindahan alam bawah laut menggunakan alat diving. Padatnya terumbu karang di bibir pantai harus diwaspadai agar kaki tidak terluka menginjaknya.Indahnya terumbu karang tersebut telah menjadi salah satu target tempat konservasi terumbu karang yang dilakukan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) sebuah lembaga yang dinaungi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menjaga kelestarian terumbu karang.Banyak jenis ikan-ikan bahwa laut seperti moorish idol, butterfly fish, angel fish, anthias, bahkan sampai lion fish dan ikan badut. Namun, beberapa ikan-ikan tersebut hanya muncul di saat-saat tertentu seperti cuaca yang baik.Kabarnya, untuk menuju ke pulau ini masih sulit karena harus menyeberang dari Sibolga dengan biaya sekira Rp 1,5 juta dengan menyewa kapal. Pulau ini masih belum banyak dijangkau banyak orang terbukti dari belum adanya penginapan, hanya ada beberapa rumah penduduk untuk homestay. Masalah tersebut membuat para wisatawan lebih memilih mengunjungi pulau-pulau yang mudah dikunjungi,[''diakses 10 Januari 2016 by Dr.Elmanani Simamora,S.Si,M.Si''].Sebagai informasi tambahan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Badalu bisa menyewa kapal langsung dari Desa Pasar Terandam, Kecamatan Barus yang relatif murah dan waktu tempuh jauh lebih singkat.
 
Sayangnya potensi wisata di Kecamatan Barus belum betul-betul dimanfaatkan menjadi daerah tujuan wisata sehingga banyak yang telantar belum dikelolah sebagaimana mestinya.