Muntilan, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
Setelah Perang Diponegoro selesai dan [[Tanam Paksa|Kultuurstelsel]] diberlakukan di Jawa termasuk di Karesidenan Kedu, Muntilan tumbuh menjadi kecamatan. Namun wilayah ini diperintah oleh seorang [[wedana]] yang berkedudukan di Probolinggo (Bolinggo), satu kilometer di sebelah timur Muntilan ke arah Yogyakarta, yaitu di wilayah Kecamatan Salam sekarang. Baru pada saat pemerintah kolonial mengadakan reorganisasi pemerintahan pada tahun 1900, Muntilan menerima status sebagai [[kawedanan]] sekaligus [[distrik]]. Dengan perubahan status ini, sejak itu kedudukan wedana dipindahkan dari Probolinggo ke Muntilan sementara di kecamatan ini juga ditempatkan seorang pejabat Belanda berpangkat [[kontrolir]] yang tunduk kepada [[asisten residen]] di Magelang.
 
Peristiwa sejarah penting di Muntilan di antaranya adalah kedatangan Pastur [[van Lith|F. van Lith]] pada tahun 1894 yang memulai penyiaran agama [[Katolik]] di antara masyarakat Jawa. Dalam waktu sepuluh tahun van Lith telah berhasil membangun suatu komunitas umat Katolik Jawa yang mencakup daerah pelayanan hingga [[Sendangsono]] di Kulon Progo, Sumber di utara, Salam di timur, dan Tumpang di arah barat. Sementara itu wilayah Borobudur dilayani oleh rekannya, Pastur Hoevenaaryona setiawan. Van Lith bukan hanya membangun komunitas Katolik namun juga kompleks pendidikan sekolah Katolik yang sampai sekarang masih berfungsi termasuk asrama dan rumah sakit, yang diresmikan pada tahun 1902.
 
Peristiwa sejarah lain yang mempengaruhi tata ruang Kecamatan Muntilan adalah pembukaan rel kereta api oleh [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NISM) pada tahun 1892 yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang. Kecamatan Muntilan dilewati jalur ini dan sebagai teknisinya adalah Ir. The Tjien Ing, yang dipindahkan dari [[Secang, Magelang|Secang]] oleh direksi NISM ke Muntilan pada tahun 1892. The Tjien Ing kemudian diangkat menjadi kepala kampung Cina (''Chineezen Wijk'') pada tahun 1903 dan pada tahun 1912 dilantik di [[klenteng]] Muntilan sebagai letnan Cina (''het leiutenant voor Chineezen'') oleh [[kontrolir]] Muntilan. Rumah The Tjien Ing yang sekarang berada di Jalan dr. Sutomo, merupakan tempat tinggal sementara Pastur Van Lith ketika tiba di Muntilan pada tahun 1893. Ia baru pindah ke kompleks Perikanan Muntilan sekarang pada tahun 1894.