Songket Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{sedang ditulis}}' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{sedang ditulis}}Songket Palembang adalah salah satu karya budaya dari Sumatera Selatan yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2013. Karya budaya ini masuk ke dalam domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional dengan nomor pencatatan 201300009. Songket Palembang tidak hanya sekadar kain pelindung tubuh yang estetis namun memiliki makna adilihung yaitu kemakmuran, kejayaan, dan keberanian.<ref>Songket Palembang https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=9</ref>
== Sejarah ==
Keberadaan Songket Palembang telah ada sejak masa Kesultanan Palembang. Songket telah ada di Palembang sejak ratusan tahun silam dan diyakini sejak zaman Sriwijaya. Pada waktu itu kerajinan songket merupakan suatu usaha sambilan bagi penduduk asli Palembang. Songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823). Berdasarkan catatan sejarah yang berhak dan pantas memakai songket pada waktu itu adalah raja atau sultan dan kerabat keraton. Songket yang dipakai oleh para sultan di Palembang merupakan pelengkap pakaian kebesaran.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/77-karya-budaya-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-indonesia-tahun-2013/|title=77 karya budaya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2013|last=ditindb|date=2014-03-05|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2019-02-22}} </ref>
Sejarah dari kota Pempek alias Palembang tidak bisa dipisahkan dari legenda Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim yang sangat kuat di Pulau Sumatera dengan daerah kekuasaan mulai dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi pada masa jayanya sekitar tahun 683 Masehi. Kerajaan yang dalam bahasa sansekerta berarti bercahaya (sri) dan kemenangan (wijaya) tersebut menjadi cikal bakal kota Palembang.
Salah satu warisan budaya dari kerajaan ini adalah wastra tenun bernama songket. Bukti-bukti songket telah ada sejak zaman Sriwijaya bisa disimak dari pakaian yang menyelimuti arca-arca di kompleks percandian Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kain yang dirangkai dari berbagai jenis benang termasuk benang emas ini menurut sebagian orang bermula dari pola perdagangan antara pedagang asal Tiongkok yang menghadirkan benang sutera dengan pedagang India yang membawa benang emas dan perak. Nah, benang-benang tersebut ditenun dengan pola yang rumit yang diuntai lewat jarum leper pada sebuah alat tenun bingkai Melayu.
Kemampuan membuat Songket tradisional di Palembang biasanya diwariskan secara turun-temurun.Sewet Songket merupakan kain yang kerap digunakan oleh pelapis pakaian wanita di bagian bawah yang dihiasi dengan selendang berteman dengan baju kurung. Dalam upacara adat atau selebrasi pernikahan, pengantin biasanya menggunakan Songket lengkap dengan Aesan Gede (kebesaran), Aesan Pengganggon (Paksangko), Selendang Mantri, Aesan Gandek dan yang lainnya. Secara kualitas, Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia. Bahkan, songket ini disematkan julukan sebagai “Ratu Segala Kain.”
== Ragam Songket Palembang ==
Songket Palembang dikenal dengan berbagai jenis dan fungsi yang ditampilkan dalam ragam motif dan ragam penggunaan benang. Motif yang tergambar dalam kain songket memiliki makna kehidupan dari masyarakat Palembang. Adapun ragam dan jenis Songket Palembang antara lain:<ref>{{Cite web|url=http://bobo.grid.id/read/08674097/mengenal-ragam-songket-palembang|title=Mengenal Ragam Songket Palembang - Semua Halaman - Bobo.Grid.ID|website=Bobo.ID|language=id|access-date=2019-02-22}}</ref>
# '''Songket Lepus.''' Songket ini dikenal sebagai songket pertama yang ada di Palembang. Makna harfiah dari ''lepus'' ialah menutupi sehingga ''Songket Lepus'' berarti kain songket yang tertutupi oleh anyaman benang emas. Hampir seluruh kain ''Songket Lepus'' tertutupi oleh benang emas. Songket Lepus dibagi menjadi tiga, dasar pembedaan ini bergantung pada motif dan benang yang digunakan: ''Lepus Berekam'', ''Lepus Berantai'', dan ''Lepus Penuh''.
# '''Songket Tabur.''' Sesuai dengan namannya, songket ini dikenal dengan motif tabur yang memiliki ciri bertaburan, menyebar, dan motif dengan bentuk kecil-kecil seperti bunga dan bintang. Dikena tiga jenis yang tergolong dalam songket tabur yaitu: ''Songket Tawur Lintang'', ''Songket Tawur Nampan Perak'', dan ''Songket Tawur Tampak Magis''.
# '''Songket Bunga.''' Masyarakat Palembang mengenal dua jenis songket bunga, yakni songketbunga emas dan songket bunga pacik. Songket bunga emas dibuat menggunakan benang emas dan banyak digunakan oleh masyarakat Tionghoa. Nah, kalau songket bunga pacik dibuat menggunakan benang kapas putih dan digunakan oleh masyarakat keturunan Arab.
# '''Songket Limar.''' Benang sutera warna-warni disebut berlimar-limar. Nah, nama songket ini diambil dari kata itu. Sesuai namanya, songket ini memiliki motif yang berwarna. Untuk membuat motif berwarna itu, benang pakan yang akan digunakan harus dicelup terlebih dahulu. Oiya, motif songket limar biasanya digabungkan dengan motif emas.
# '''Songket Tretes.''' Songket jenis ini biasanya hanya memiliki motif di bagian ujung. Bagian tengahnya ada yang dibiarkan kodong (tanpa motif) dan ada yang diberi motif lain (mirip motif tabur).
# '''Songket Rumpak.''' Songket ini biasanya digunakan oleh kaum laki-laki ketika menjalani proses pernikahan. Motif songket ini hampir sama dengan songket tretes, hanya saja kain yang digunakan sudah memiliki motif kotak-kotak (seperti sarung)
== Teknik Pembuatan ==
Pada songket, teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun dikenal dengan istilah Songket Limar dan Lepus. Lepus adalah kain songket yang kainnya terdiri dari cukitan alias sulaman benang emas berkualitas tinggi yang biasanya didatangkan dari Cina. Bahkan, kadakala benang tersebut diambil dari kain songket berusia ratusan tahun yang akibat umur membuat kainnya menjadi rapuh. Kualitas jenis ini merupakan kualitas tertinggi dengan harga jual yang sangat mahal.
Sementara Limar lebih mengarah kepada teknik pembuatannya. Menurut budayawan Inggris yang hidup di Indonesia pada era colonial, songket jenis ini merupakan kain yang memadukan warna merah, kuning dan hijau dengan pola yang terinspirasi dari buah limau. Sementara pendapat lain menyatakan bahwa nama limar diambil dari bulatan-bulatan yang berasal dari percikan yang menyerupai tetesan jeruk peras.
== Cara Memakai Songket ==
Terdapat perbedaan motif cara memakai kain songket pada pria dan wanita. Kain songket untuk pria yang kerap disebut Rumpak (bumpak) memiliki motif yang tidak penuh dengan tumpal (kepala kain) berada di belakang badan. Songket tersebut dipakai mulai dari pinggul ke bawah sampai di bagian bawah lutut (untuk pria yang telah menikah) dan menggantung di atas lutut (untuk pria yang belum menikah). Sedangkan untuk wanita, tumpal (kepala kain) wajib berada di depan dengan posisi dari pinggul hingga mata kaki.
== Maestro ==
Yudhi Sarofi
== Referensi ==
|