Rawa Sagele: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 13:
Jadi Rawa Sagele memang sejak mereka berada di daerah Minag sudah ada. Terbukti sekali sebagai saksi nyata. Bahwa cara melipat Sambolo Songke masyarakat Minang dengan kita di Bima (Maria) hampir sama. Orang Minang memasang Sambolo Songke pada bagian depan. Sedangkan kita meletakkan pada bagian samping kepala kita yaitu pada bagian atas telinga.
 
Untuk mengiringi Rawa Sagele menggunakan alat musik Silu ([[serunai]]) yang  dimainkan oleh seorang laki-laki. Seni Rawa Sagele ini akan menarik sekali pada saat  melihat jatuhnya tangan kanan yang menancapkan tembilang (Sagele) ditanah oleh wanita-wanta yang sedang menanam. Kesamaan gerak tangan yang memasukkan bibit pada dilubang tanah sangat serasi sekali dengan nada Rawa Sagele tersebut.<ref>{{Cite web|url=httpshttp://kebudayaanwww.kemdikbudbimasumbawa.go.idcom/bpnbbali2016/rawa-segale10/atraksi-unik-di-lengge-wawo.html|title=RAWAAtraksi Unik Di Lengge Wawo SEGALE|last=bpnbbali|date=2014-12-05|website=Balai PelestarianBIMASUMBAWA.COM Nilai{{!}} Budaya Bali,dan NTB, NTTPariwisata|languagewebsite=en-USwww.bimasumbawa.com|access-date=2019-02-23}}</ref>
 
Lagu Sagele terdiri dari tiga bagian yakni bagian  pertama dimainkan pada waktu pagi untuk memulai menanan, bagian kedua dimainkan pada waktu tengah hari sebagai penyemangat para pekerja dan bagian ketiga pada waktu menjelang sore sebagai pertanda pekerjaan hari ini akan segera diakhiri.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbbali/rawa-segale/|title=RAWA SEGALE|last=bpnbbali|date=2014-12-05|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT|language=en-US|access-date=2019-02-23}}</ref>
 
Berikut salah satu Syair Rawa Sagele,