Yangere: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Perbaikan kosmetika
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Herryz (bicara | kontrib)
Edit
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 11:
 
== Bahan dan Cara Pembuatan ==
Mata pencaharian mayoritas penduduk saat itu ialah bercocok tanam atau berkebun. Ketika mereka hendak membuka kebun baru, mereka menebang pohon kayu Telur atau disebut juga pohon Pule (''Alstonia scholaris''). Kayu dari pohon inilah yang digunakan untuk membuat alat musik bas kastehataukasteh atau tali dua. Kayu ini dipilih karena ia mudah diukir, ringan dan dapat menghasilkan suara yang cukup sempurna.<ref name=SEJARAH/> Pohon ini tumbuh hampir diseluruh wilayah [[Maluku]] dan [[Maluku Utara]]. Kelebihan kayu Yangere adalah mudah diukir, ringan dan dapat menghasilkan suara yang cukup sempurna.
 
Adapun bahan pokok pembuatan instrumen-instrumen musik Yangere adalah kayu Yangere atau kayu Telur atau disebut juga kayu Pohon Pule. Pohon ini tumbuh hampir diseluruh wilayah Maluku dan Maluku Utara. Kelebihan kayu Yangere adalah mudah diukir, ringan dan dapat menghasilkan suara yang cukup sempurna.
 
Proses pembuatan instrumen-instrumen musik tersebut yakni ketika kayu Yangere masih dalam keadaan mentah atau belum kering. Hal ini dikarenakan kayu Yangere atau kayu Telur ini sangat mudah pecah jika sudah kering.<ref name=YANGERE/> Barulah alat musik Yangaren dibentuk sesuai bentuk dan ukuran Yangare pada umumnya.
Baris 26 ⟶ 24:
Kolole merupakan alat musik yang berbentuk menyeruapai Juk dan berfungsi sebagai pengiring satu. Kolole memiliki 3 buah tali senar dan cara memainkannya ialah dengan dipetik. Koroncongan berbentuk seperti Kolole dan juga memiliki tiga tali senar dan dimainkan dengan cara dipetik, namun ukuran alat musik Koroncongan lebih besar dari Kolole. Hitaara Lamoko memiliki bentuk menyerupai Kolole dan Koroncongan, hanya saja bentuknya lebih besar. Hitaara Lamoko memiliki lima tali atau senar dan dimainkan dengan cara dipetik.<ref name=YANGERE/>
 
Berbeda dengan instrumen pengiring lainnya, ''loca-loca'' merupakan instrumen yang terbuat dari buah kelapa yang sudah tua, kemudian dikeluarkan isi kelapanya dan dikeringkan, setelah itu dipasang tangkai yang terbuat dari kayu. Bentuk alat musik ini menyerupai Kapuraca. Ruang resonansi loca-loca diisi dengan buah tasbih kering atau mumurutu. Cara memainkannya ialah tangkainya digenggam dengan kedua tangan lalu digetarkan sesuai irama musik yang diinginkan. Alat musik berikutnya adalah tam-tam, yang merupakan salah satu alat perkusi pada musik Yangere. Tam-tam dimainkan seperti halnya dram.<ref name=YANGERE/><ref>Memainkan alat musik [[Yangere]] selalu dipadukan dengan bebrbagai alat musik tradisional lainnya yang diciptakan oleh warga sekitar sejak dulu. Dengan adanya perpaduan alat musik inilah, maka tercipta alunan musik yang sangat indah untuk didengar.</ref>
 
Selain instrumen-instrumen pengiring yang telah disebutkan tadi, terdapat pula instrumen tambahan lainnya yakni tifa besar dan kecil serta suling bambu. Instrumen tambahan ini berfungsi layaknya instrumen lainnya yakni sebagai penyelaras satu kesatuan musik pengiring Yangere.<ref name=YANGERE/>
 
== Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 ==