Sulah nyanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 38:
Dimensi yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan dimensi pada rumah tinggal urang baduy adalah penggunaan bagian-bagian dari [[tubuh]] [[manusia]] yang ada di rumah.<ref name=":1" /> Sebagai contoh untuk menentukan lebar [[pintu]] maka dipakai ukuran tubuh kepala keluarga [[laki-laki]] sedang bertolak [[pinggang]].<ref name=":1" /> Sedangkan, tinggi pintu menggunakan ukuran tinggi kepala keluarga laki-laki dengan menaruh telapak [[tangan]]nya di atas [[kepala]].<ref name=":1" /><br />
===
Sistem ''drainase'' untuk mengalirkan [[air]] [[hujan]] dibuat di sekitar rumah.<ref name=":1" /> Mereka tidak membuat saluran khusus melainkan jalan di antara rumah difungsikan sebagai saluran ''drainase''.<ref name=":1" /> Mereka menyusun [[batu]] kali di sekeliling rumah untuk memproteksi tanah di bawah bangunan dari gerusan air yang mengalir saat hujan dari curahan atap rumah.<ref name=":1" /> Disini terlihat adanya usaha untuk mengkonservasikan sistem air di [[kampung]] agar air meresap kembali ke dalam tanah.<ref name=":1" />
Baris 44:
Ukuran luas rumah setiap warga tidak sama satu dengan lainnya.<ref name=":4" /> Hal ini disengaja karena lahan semakin terbatas dan memakan [[biaya]] yang tidak sedikit.<ref name=":4" /> Untuk mendirikan sebuah rumah, setiap [[Penduduk|warga]] tidak sembarang membangun pada [[lahan]] yang kosong.<ref name=":4" /> Melainkan harus ada surat ijin khusus dari perangkat [[adat]], termasuk untuk penentuan posisi rumahnya. <ref name=":4" />Adapun ukuran luas rumah pada umumnya berkisar 7 m x 7 m, 9 m x 10 m, bahkan ada yang mencapai 12 m x 10 m.<ref name=":4" />
== Pola pemukiman rumah adat ==
Masyarakat Etnik Baduy memiliki pola pemukiman [[klaster]].<ref name=":4" /> Artinya rumah-rumah berhimpun terpusat berada dalam wilayah yang dibatasi dengan [[pagar]] [[alam]].<ref name=":4" /> Pagar alam ini diletakkan mengelilingi kampung sekaligus sebagai batas antara [[wilayah]] pemukiman dan [[hutan]].<ref name=":4" /> Orientasi rumahnya berpaku pada letak rumah [[dinas]] ''Puun'' yang berada di arah [[Selatan]], sehingga rumah pejabat adat dan rumah warga tidak berada di belakang atau di samping rumah ''Puun''.<ref name=":4" /> Rumah [[pejabat]] adat dan rumah warga berada di depan rumah ''Puun''.<ref name=":4" /> Adapun tata letaknya bahwa rumah Dinas ''Girang Serat'' (staf ahli Puun) berada di depan sebelah kanan rumah Dinas ''Puun''.<ref name=":4" /> Demikian pula dengan letak Rumah Dinas ''Jaro''.<ref name=":4" /> Rumah para mantan pejabat adat berada di depan kanan dan kiri rumah Dinas Puun.<ref name=":4" /> Perlu diketahui bahwa para pejabat adat seperti ''Puun'', Girang ''Serat'', dan ''Jaro'' selama menjabat dapat dipastikan wajib menempati rumah dinasnya.<ref name=":4" /> Para pejabat ini akan tidak menempati rumah dinas bila sudah tidak menjabat.<ref name=":4" /> Adapun waktu menjabatnya disesuaikan dengan kemampuan [[fisik]] dan non fisiknya, bila merasa sudah tidak mampu lagi maka berhak mengajukan ke ''kokolot'' adat untuk undur diri.<ref name=":4" /> Rumah Puun berhadapan langsung dengan [[Balai]] [[adat]].<ref name=":4" /> Balai Adat ini berfungsi untuk melaksanakan berbagai keperluan adat, seperti [[rapat]] adat, prosesi [[sunat]]an, prosesi [[lamaran]].<ref name=":4" /> Saung lisung (balai untuk menumbuk padi) berada di belakang sebelah kanan Balai adat.<ref name=":4" /> Rumah warga berbentuk panggung dengan menggunakan bahan-bahan [[alami]], seperti kayu digunakan sebagai [[tiang]] dan kerangka rumah.<ref name=":4" /> Bambu digunakan sebagai sebagian kerangka, dinding dan tali-temali.<ref name=":4" /> Daun nipah digunakan untuk atap.<ref name=":4" /> Rumah
== Rujukan ==
|