Sunan Bayat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tewwii (bicara | kontrib)
k menambahkan informasi bahwa Sunan Bayat menetap di Bayat hingga akhir hayat.
Baris 7:
Sultan [[Kesultanan Demak|Demak Bintara]], yang mengetahui hal ini, lalu mengutus [[Sunan Kalijaga]] dari [[Kadilangu, Demak, Demak|Kadilangu, Demak]], untuk menyadarkannya. Terdapat variasi cerita menurut beberapa babad tentang bagaimana Sunan Kalijaga menyadarkan sang bupati. Namun, pada akhirnya, sang bupati menyadari kelalaiannya, dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan duniawi dan menyerahkan kekuasaan Semarang kepada adiknya.
 
Pangeran Mangkubumi kemudian berpindah ke selatan (entah karena diperintah sultan Demak Bintara ataupun atas kemauan sendiri, sumber-sumber saling berbeda versi), didampingi isterinya, melalui daerah yang sekarang dinamakan [[Salatiga]], [[Boyolali]], [[Mojosongo, Boyolali|Mojosongo]], [[Sela Gringging]] dan [[Wedi, Klaten|Wedi]], menurut suatu babad. Konon sang pangeran inilah yang memberi nama tempat-tempat itu). Ia lalu menetap di Tembayat hingga akhir hayatnya, yang sekarang bernama [[Bayat, Klaten]], dan menyiarkan Islam dari sana kepada para pertapa dan pendeta di sekitarnya. Karena kesaktiannya ia mampu meyakinkan mereka untuk memeluk agama Islam. Oleh karena itu ia disebut sebagai Sunan Tembayat atau Sunan Bayat.
 
== Rujukan ==