Hak khiyar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
'''Hak khiyar''' ({{lang-ar|الخيار}}) dalam [[fikih]] [[muamalah]] adalah hak yang dimiliki oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi jual beli untuk melanjutkan transaksi tersebut atau membatalkannya. Hak khiyar—secara bahasa artinya "pilihan"—termasuk bentuk perwujudan hukum [[Islam]] yang selalu memperhatikan kondisi dan manfaat subjek dan objek hukum.{{sfn|Al-Fauzan 1423 H|p=21}}
== Macam-macam khiyar ==
Hak khiyar tersebut terdapat dalam
'''Khiyar majlis'''
''Majlis'' artinya tempat terjadinya transaksi jual beli.{{sfn|Al-Fauzan 1423 H|p=21}} Penjual dan pembeli berhak untuk melanjutkan atau membatalkan transaksinya selama masih berada di tempat terjadinya transaksi. Hak khiyar majlis ada pada semua jual beli.{{sfn|Baits|2016|p=47}} {{harvp|Baits|2016|page=47}} menyebutkan larangan dari [[Nabi Muhammad]] terhadap perbuatan "secara sengaja menghindari khiyar majlis" berdasarkan [[hadis]] berikut.
{{verse translation|rtl1=y|italicsoff=y|المتبايعان بالخير ما لم يفترقا إلا أن تكون صفقة خيار ولا يحل له أن يفارق صاحبه خشية أن يستقيله|Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar, selama tidak berpisah, kecuali bila telah disepakati untuk memperpanjang hak khiyar. Dan tidak halal baginya untuk meninggalkan sahabatnya (pembeli) karena takut dia akan membatalkan transaksinya.|attr2=HR Abu Daud 3465, Nasai 4488. Dihasankan al-Hafizh Abu Thahir}}
'''Khiyar syarat'''
Penjual atau pembeli diperbolehkan mengajukan perjanjian dalam masa waktu tertentu setelah akad untuk bisa membatalkan akad tersebut; atau dengan kata lain memperpanjang khiyar majlis setelah para pihak berpisah.{{sfn|Baits|2016|p=48}} Inilah yang disebut khiyar syarat. Jika pihak yang lain menyetujuinya, maka khiyar syarat berlaku dengan ketentuan-ketentuan:
# pembeli boleh memanfaatkan barang selama masa perjanjian;
# pembeli menanggung resiko barang; dan
# akad/transaksi dianggap mengikat (tidak batal) jika masa perjanjian berakhir.<ref>[[#{{harvid|Al-Fauzan 1423 H}}|Al-Fauzan 1423 H]], hlm. 23; {{harvnb|Baits|2016|p=49}}.</ref>
'''Khiyar Ghaben'''
Bentuk-bentuk transaksi ''ghaban'' atau ''ghaben'' yang mendapat hak khiyar:<ref>[[#{{harvid|Al-Fauzan 1423 H}}|Al-Fauzan 1423 H]], hlm. 23; {{sfn|Baits|2016|pp=53-54}}</ref>
# ''talaqqi ar-rukban'',
# ''bai' najasy'', dan
# ''bai' mustarsil''.
'''Lainnya'''
# ''Khiyar tadlis'' (pilihan karena dikelabuhi), yaitu ketika cacat barang ditutup-tutupi dengan cara menampakkan barang lain yang tidak cacat.
# ''Khiyar aib'', yaitu ketika cacat barang tersembunyi tidak disebutkan oleh penjual dan baru diketahui oleh pembeli setelah berpisah dari penjual.
Baris 23 ⟶ 44:
'''Daftar pustaka'''
{{refbegin}}
* {{cite book |ref={{harvid|Al-Fauzan 1423 H}} |last=Al-Fauzan |first=Shalih Fauzan |author-link=Shalih bin Fauzan al-Fauzan |year=1423 H |title=Al-Mulakhkhaṣ al-Fiqhī |location=Riyadh |publisher=Darul Ashimah |language=Arab |volume=2 |pp=21-28 |url=http://waqfeya.com/book.php?bid=10637
* {{cite book |ref=harv |last=Baits |first= Ammi Nur |year=2016 |title=Pengantar Fiqih Jual Beli |location=Jogjakarta |publisher=Pustaka Muamalah |pp=45-57}}
{{refend}}
|