Aesan gede: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
== Ciri khas ==
Pengantin Palembang berbusana aesan gede biasanya menggunakan mahkota bernama ''karsuhun''.<ref name=":3">{{Cite book|title=Untaian Ratna Mutu Manikam|url=https://books.google.co.id/books?id=4xdIDwAAQBAJ&pg=PA29&lpg=PA29&dq=aesan+gede+adalah&source=bl&ots=smz1SO8-l0&sig=ACfU3U308C9kylrV_LPoiOr7zrAaWue-rQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjBl8T65PzgAhUt7nMBHW2bDLY4HhDoATAJegQIARAB#v=onepage&q=aesan%20gede%20adalah&f=false|publisher=Gramedia Pustaka Utama|date=2015-06-15|isbn=9786020317632|language=id|first=M.|last=Deddy}}</ref> Mahkota ini juga dipercantik dengan hiasan rambut ''cempaka lima'' dan tusuk soeal berbunga.<ref name=":3" /> Selain itu, bentuk samping terdiri dari benang bermacam warna yang dimodifikasi menjadi motif bunga melati yang menjuntai sampai ke bahu.<ref name=":3" /> Sanggul yang dikenakan adalah gelung malang, yaitu sanggul yang merefrentasikan budaya Sriwijaya, Tiongkok, dan India.<ref name=":3" /> Sanggul ini dibawa oleh masyarakat Jawa teparnya Laskar Majapahit pada abad ke-14.<ref name=":3" /> Sanggul ini diterapkan ''lungsen'' (rambut panjang imitasi) yang membentuk angka delapan.<ref name=":3" /> Mempelai berbusana aesan gede tampil dengan mengenakan lilitan kain tenun atau disebut juga songket palembang serta penutup pada hiasan lainnya.<ref name=":3" /> Lilitan songket palembang yang digunakan harus menutupi sampai ke kaki.<ref name=":3" /> Untuk pengantin pria, menggunakan lilitan kain songket menutupi dada dan celana panjang yang berwarna kontras.<ref name=":3" /> Sebagai hiasan tambahan biasanya menggunakan teratai dada, selendang pelangi jambon, pending emas, kalung, dan gelang.<ref name=":3" /> Penutup kepala menggunakan kopiah cupak dan ditambahkan sumping dari rangkaian bunga melati untuk menggantikan posisi sumping bola beraneka warna.<ref name=":3" />
 
== Aesan gede untuk penari ==
Aesan Gede dalam Tari Gending Sriwijaya dikenakan oleh tiga penari yang berada paling depan.<ref name=":5">http://eprints.uny.ac.id/27695/1/Surtia%20Ningsih%2009209241032.pdf</ref> Pada zaman kesultanan Darussalam, busana hanya dikenakan oleh putri-putri raja dan untuk penyambutan tamu agung kerjaaan saja, tidak diizinkan dipakai dalam upacara lainnya.<ref name=":5" /> Busana yang dikenakan penari pun mirip dengan pengantin ada ''kemben songket, kewet songket, karsuhun, sumping, cempako, gelung malang, gelang burung, gelang kano, gelang gepeng, kalung kebo munggah, teratai, selempang, pending, bunga rampai, tebeng, antingan, dan kelapo tandan''.<ref name=":5" />
 
== Rujukan ==