Tombatu, Minahasa Tenggara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Michael jamis (bicara | kontrib)
k Tradisi: saya menambahkan pranala mapalus untuk dikaitkan dengan artikel yang telah ada
Michael jamis (bicara | kontrib)
Wilayah: saya menyunting kata persawahan menjadi sawah
Baris 29:
* Tonsawang
 
Letak Tombatu berada di Selatan Gunung Soputan, sekitar 15 km dari ibukotaIbukota kabupaten: Ratahan. Nama tua Tombatu adalah Toundanow. Artinya: daerah yang banyak air. Terdapat beberapa danau dan yang terbesar adalah Danau Bulilin. Dulu danau bulilin adalah tempat mandi anak-anak Tombatu. Tetapi sekarang sudah menjadi tempat memelihara ikan yang disebut "Karamba". Danau Bulilin sekarang terancam karena pertumbuhan katu (salah satu tumbuhan yang daunnya bisa dijadikan atap) yang kian tak terkendali dan beberapa pengelola karamba yang tidak dapat menjaga kebersihakebersihan danau sendiri.
 
<br />
 
== Penghasilan ==
Penghasilan masyarakat Tombatu, seperti Minahasa pada umumnya adalah Kopra, cengkih dan vanili. Pada awal tahun 2000, banyak persawahansawah di Tombatu yang sudah diuruk dan dibangun rumah penduduk. Apalagi ke Polong, ke arah Tonsawang, persawahanDaerah sawah yang luas bernama Sisim telah berubah menjadi perkampungan. Salah seorang tokoh masyarakat daerah Polong, Bapak Erens mamahit, hanya pasrah saja ketika persawahan yang hijau telah berubah menjadi perkampungan penduduk.
 
== Kondisi Geografis ==
Baris 40:
 
== Kepercayaan & Suku ==
Agama mayoristasmayoritas Kristen Protestan. Tombatu juga terdapat berbagai macam gereja. Tetapi gereja yang paling menonjol adalah gereja GMIM, Pantekosta, Advent dan Katolik. Banyak putra-putri [[Tombatu]] yang menjadi pendeta dan kini menjadi gembala sidang di perantauan, misalnya Noch Supit gembala GPdI di Riau, Pdt. Piet Tiouw di Bagansiapi-api, Pdt. James Pangau di Jakarta, Ferdinand Kindangen di daerah Sulawesi Selatan, Pdt. Buce Pelleng di Tonasa - Makassar, Pdt. DR. Ruddy Alow, M.Div {Bandung); dan Pdt. Freddy Tondatuon (Sulteng).Suku mayoritas: Minahasa dengan sub etnis Tounsawang dan Pasan .
 
== Kondisi Ekonomi ==
Baris 46:
 
== Tradisi ==
Tombatu juga mempunyai tradisi gotong royong yang disebut [[Mapalus]]. Anggota [[mapalus]] dalam jumlah puluhan disebut [[Kelup]]. Kelompok kelup tersebut biasanya membangunkan anggota mereka pada jam 03.00 subuh dengan terompet. Suara terompet tersebut akan membangunkan masyarakat seluruh kampung. Anggota [[Mapalus]] segera bangun, mempersiapkan diri untuk berangkat ke kebun. Dalam perjalanan ke kebun, mereka berjalan berjejer seperti "kaki seribu" yang diiringi dengan berbagai alat musik, seperti tambur, gendang, dll, yang dipukul secara berirama oleh 4-5 orang, sampai ke tempat tujuan. {sayang budaya tersebut sudah hilnag)hilang
 
Mereka bekerja selama 8 jam sehari. Petang hari mereka akan pulang berjalan kaki dengan cara yang sama dan mendekati kampung, biasanya banyak anak-anak yang berdiri di pinggir jalan melihat kedatangan grup [[mapalus]], karena waktu mereka berangkat pagi-pagi, anak-anak itu belum bangun.