Temu Mesti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 34:
Dalam tata cara menjadi [[Gandrung Banyuwangi|gandrung,]] ada sebuah ritual yang dilakukan oleh [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] ketika telah tiba waktunya untuk pentas di depan umum. Ritual tersebut dikenal dengan nama ''meras'' (wisuda) menjadi gandrung. Orang yang ''meras'' Temu adalah juragan Aluwi. Temu sendiri bergabung dalam rombongan [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] juragan Aluwi di Jambesari. Sejak saat itulah [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] akhirnya menjadi profesi yang dijalani oleh Temu sampai saat ini. Apabila ada seseorang yang menyebut [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]], maka nama Temu akan selalu dihubungkan pada kesenian tersebut.<ref name=":1" />
Temu dianugerahi suara “emas” yang melengking tinggi dan tidak dimiliki oleh para [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] lain. Selain menari, dia biasa menjadi sinden [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] dalam setiap pagelaran. Dia juga satu-satunya orang yang mampu mengkolaborasikan suara gending [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] dengan lagu [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]] modern. Para peneliti menyebutkan bahwa suara [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] Temu adalah sebuah eksotisme Timur.<ref name=":4" /> Suara emas gandrung Temu Misti pada tahun 1980-an pernah direkam oleh Smithsonian Folkways yang berasal dari [[Amerika Serikat]] dan album Song Before Dawn yang berisi suara [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] Temu pada tahun 1991.<ref name=":6" />
== Temu Mesti dan Sanggar Sopo Ngiro ==
Temu mendedikasikan [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] tidak hanya melalui panggung ke panggung saja. Sejak tahun 2008, Temu mendirikan sanggar seni [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] yang menyatu dengan rumah tempat tinggalnya di [[Kemiren, Glagah, Banyuwangi|Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi]]. Sanggar tersebut menjadi ajang pewarisan ilmu dan kemampuan untuk menjadi [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] yang dinamakan dengan “Sopo Ngiro” ([[
Cara pewarisan budaya dan kesenian [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] yang dilakukan oleh Temu adalah secara horizontal kepada generasi di luar kerabatnya.<ref>{{Cite book|title=Upacara Adat|last=Noor Sulistyobudi|first=dkk|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta|year=2013|isbn=|location=Yogyakarta|pages=vii}}</ref> Temu melatih sendiri para murid yang datang kepada dirinya di Sanggar Sopo Ngiro. Dia melatih para muridnya dengan sebuah ''tape recorder'' yang dipakai sebagai pengiring musik. Perempuan yang memiliki kemampuan komplit dalam seni [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] ini selalu siap menerima murid selagi mereka juga berminat untuk berlatih tarian [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]]. Dia selalu berharap agar generasi penerusnya lahir dari hasil kerja keras tangannya dan Sanggar Sopo Ngiro. Begitulah Temu menjalani kehidupannya dengan sanggar yang didirikannya. Untuk mendapatkan murid yang mau belajar [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]], dirinya rela mengeluarkan uang untuk membayar ojek yang mengantar dan menjemput sang murid.
Model pembelajaran Temu dalam mengajarkan tari-tarian dan lagu-lagu pakem [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] di Sanggar Sopo Ngiro adalah dengan cara meniru. Temu menari di depan para murid-muridnya dari awal sampai dengan akhir tarian, yang kemudian dilanjutkan oleh para murid-muridnya. Mereka meniru gerakan dari Temu dengan cara ''ngintil'' (mengikuti). Satu tarian diulang terus-menerus sampai mereka hafal dari tahap ''jejer'' (sejajar) hingga ''paju'' (laku/berjalan). Selanjutnya, para murid menari dengan iringan musik ''tape recorder''.<ref name=":1" />
Proses pewarisan ilmu yang dilakukan Temu kepada para muridnya masih menggunakan cara yang konvensional, tidak ada buku maupun catatan yang dipakainya. Daya ingat dan interaksi kesehariannya dengan dunia [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] diwariskan Temu melalui perjumpaan dengan para murid-muridnya. Dokumen yang dimiliki oleh Temu hanyalah catatan mengenai ''[[:jv:Wangsalan|wangsalan]]'', yang berasal dari komunitas [[Gandrung Banyuwangi|gandrung]] maupun yang terlahir melalui imajinasinya.<ref name=":1" />
Baris 67:
* [https://kumparan.com/@kumparantravel/beda-tari-gandrung-banyuwangi-dulu-dan-sekarang Tari Gandrung Banyuwangi Dulu dan Sekarang].
{{sedang ditulis}}<br />
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
|