Bebilun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Djohan 19 (bicara | kontrib)
Membuat artikel rintisan dengan judul Bebilun.
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Djohan 19 (bicara | kontrib)
mengahpus beberapa kalimat.
Baris 1:
'''Bebilun''' merupakan salah satu jenis permainan tradisional masyarakat Aceh. Bebilun artinya memenangkan permainan. Permainan ini dilangsungkan di sebuah lapangan atau di halaman rumah atau meunasah. Lapangan itu berbentuk persegi panjang dan dibagi atas beberapa bagian, terdiri dari daerah bebas dan daerah kejar. Selain itu, terdapat pula beberapa lubang. Ada regu yang bermain sebagai regu pelari dan regu penjaga yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Regu pelari memulai permainan dengan memasuki daerah permainan dari arah garis A-C menuju lubang D, E dan F yang masing-masing dijaga oleh regu Penjaga. Regu pelari berusaha menginjak lubang dan sebaliknya regu penjaga berusaha pula mencegah maksud lawannya. A B C G H I D E F Pada umumnya permainan ini dilaksanakan pada waktu senggang dan anak-anak sedang berkumpul pada suatu tempat yang memungkinkan berlangsungnya suatu permainan. Pelaksanaannya yang paling sering adalah pada waktu sore.<ref>https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=86</ref>Seperti permainan rakyat terutama permainan tradisional pada umumnya, tidak diperoleh data-data akurat yang dapat menunjukan siapa, kapan, dan dimana asal usul permainan ini. Ketika disadari permainan ini memang telah ada dan dimainkan oleh anak-anak masyarakat Aceh secara turun temurun.
 
Nama permainan ini dilatarbelakangi oleh kata 'bilun' yang keluar dari seorang anak yang disahuti oleh teman-teman yang lain. Regu yang menang meneriakkan kata 'bilun' sambil melompat-lompat melampiaskan kegembiraannya. Disisi lain, regu yang kalah saling menyalahkan, dengan ucapan-ucapan yang bernada cacian atau melepaskan kekesalan terhadap kawannya seregu yang telah menyebabkan kemenangan bagi regu lawannya. Lapangan yang penuh dengan anak-anak menjadi makin ramai. Penonton ada yang berpihak pada regu yang menang dan sebaliknya. Dipihak yang kalah, tuduh menuduh dan salah menyalahkan di antara kawan seregu sudah merupakan bumbu dalam setiap permainan dan semua pertengkaran itu akan berakhir bila permainan dimulai lagi. Seperti permainan rakyat terutama permainan tradisional pada umumnya, tidak diperoleh data-data akurat yang dapat menunjukan siapa, kapan, dan dimana asal usul permainan ini. Ketika disadari permainan ini memang telah ada dan dimainkan oleh anak-anak masyarakat Aceh secara turun temurun.
 
<br />