Masjid Raya Nanggalo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 33:
== Sejarah ==
Masjid yang awalnya dikenal sebagai Masjid Raya Surau Gadang ini mulai dibangun pada tahun 1911.{{sfn|Padang Ekspres|2011}} Pertama kali dibangun masjid ini memiliki [[arsitektur]] berupa perpaduan antara arsitektur [[Arab]] dan [[Minangkabau]], karena pada saat itu selain pedagang-pedagang [[Bangsa Arab|Arab]], di [[Padang]] juga banyak bermukim
Beberapa tahun menjelang [[Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]], [[Sejarah Nusantara (1800-1942)|Belanda]] semakin gencar melancarkan serangan terhadap penduduk [[pribumi]], tak terkecuali di [[Padang]].{{sfn|Padang Ekspres|2011}} Ketika Belanda membombardir [[Nanggalo, Padang|kawasan Nanggalo]], masyarakat setempat memilih menyelamatkan diri mereka dengan mengungsi ke masjid ini, sehingga fungsi masjid ini pada saat itu tidak hanya sebagai [[tempat ibadah]] tetapi juga sebagai benteng pertahanan masyarakat setempat.{{sfn|Padang Ekspres|2011}} Selain sempat dimanfaatkan sebagai benteng perlawanan terhadap Belanda, masjid yang saat itu berukuran panjang 25 meter ini juga menjadi saksi setiap kejadian penting di kawasan tersebut.{{sfn|Padang Ekspres|2011}} Ritual adat, seperti masalah [[pernikahan]] dibicarakan di dalam masjid, begitu pula dengan rapat adat maupun rapat nagari yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, sehingga masjid yang berdiri di pinggir aliran [[Batang Kuranji]] ini menjadi pusat aktivitas warga setempat.{{sfn|Padang Ekspres|2011}}
|