Perbulan, Laubaleng, Karo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 18:
Desa ini berada di bawah kaki Bukit Barisan, dapat ditempuh sekitar 5 jam perjalanan darat kelas jalan negara dari [[Kota Medan]] ke Kutacane (Aceh Tenggara, Provinsi NAD). Ciri khas desa ini adalah keragaman penduduk yang mendiaminya, terdiri dari suku Karo, Tapanuli, Jawa, Dairi, Alas dan Nias. Agama yang dianut penduduk antara lain Islam, Protestan, Katolik. Pada tahun 80-an masih banyak penduduk beragama Perbegu yaitu kepercayaan kepada roh-roh dan mahkluk gaib. Meskipun terdiri dari berbagai suku, agama dan kepercayaan, kehidupan di desa ini sejak dahulu kala tentram dan damai.
Mata pencaharian penduduk desa yang utama adalah petani dan peternak. Hasil pertanian utama antara lain padi, jagung, kemiri, coklat. Sebagian kecil ada juga yang bercocok tanam buah naga, pepaya, dan aneka buah-buahan. Adakalanya beberapa penduduk menanam cabai. Ternak yang dibudidayakan antara lain Lembu/Sapi, Kambing, Kerbau, dan babi. Sebagian ada juga budidaya ikan dalam kolam,
{{Laubaleng, Karo}}
|