Martin Luther: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 118.137.211.66 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 272:
Berbeda dengan pandangan-pandangan dari [[Yohanes Calvin]]<ref>''Psychopannychia'' (the night banquet of the soul), manuscript Orléans 1534, Latin Strasbourg 1542, 2nd.ed. 1545, French, Geneva 1558, English 1581.</ref> dan [[Philipp Melanchthon]],<ref>''Liber de Anima'' 1562</ref> sepanjang hidupnya Luther menyatakan bahwa adalah bukan doktrin keliru untuk meyakini kalau [[Mortalisme Kristen|jiwa seorang Kristen tertidur]] setelah terpisahkan dari tubuhnya dalam kematian badani.<ref>{{de}}{{en}} D. Franz Pieper ''Christliche Dogmatik'', 3 vols., (Saint Louis: CPH, 1920), 3:575: "Hieraus geht sicher so viel hervor, daß die abgeschiedenen Seelen der Gläubigen in einem Zustande des seligen Genießens Gottes sich befinden .... Ein Seelenschlaf, der ein Genießen Gottes einschließt (so Luther), ist nicht als irrige Lehre zu bezeichnen"; English translation: Francis Pieper, ''Christian Dogmatics'', 3 vols., (Saint Louis: CPH, 1953), 3:512: "These texts surely make it evident that the departed souls of the believers are in a state of blessed enjoyment of God .... A sleep of the soul which includes enjoyment of God (says Luther) cannot be called a false doctrine."</ref> Karenanya ia membantah penafsiran-penafsiran sejumlah bagian Alkitab menurut tradisi, seperti penafsiran atas perumpamaan tentang [[Perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin|orang kaya dan Lazarus]].<ref>{{en}} ''Sermons of Martin Luther: the House Postils'', Eugene F. A. Klug, ed. and trans., 3 vols., (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1996), 2:240.</ref> Hal ini juga menyebabkan Luther menolak gagasan terkait siksaan-siksaan bagi jiwa orang percaya yang telah meninggal dunia: "Adalah cukup bagi kita untuk mengetahui bahwa jiwa tidak meninggalkan tubuhnya untuk diancam dengan siksaan dan hukuman neraka, namun memasuki suatu kamar tidur yang telah dipersiapkan agar mereka tidur dalam damai."<ref>{{en}}{{la}} Weimarer Ausgabe 43, 360, 21–23 (to Genesis 25,7–10): also Exegetica opera latina Vol 5–6 1833 p. 120 and the English translation: ''Luther's Works'', American Edition, 55 vols. (St. Louis: CPH), 4:313; "Sufficit igitur nobis haec cognitio, non egredi animas ex corporibus in periculum cruciatum et paenarum inferni, sed esse eis paratum cubiculum, in quo dormiant in pace."</ref> Ia juga menolak keberadaan [[purgatorium]], yang dalam pandangan Gereja Katolik perlu dialami jiwa-jiwa Kristen yang membutuhkan penderitaan [[penitensi|penyilihan]] setelah kematian badani.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://bookofconcord.org/smalcald.php#part2.2.12 |title=Smalcald Articles, Part II, Article II, paragraph 12|publisher=Bookofconcord.org|accessdate=15 August 2012}}</ref> Luther menegaskan kesinambungan identitas personal seseorang di luar kematian badani. Dalam [[Pasal-Pasal Smalkald]] karyanya, ia mendeskripsikan kalau orang-orang kudus yang telah meninggal dunia saat ini tinggal "dalam kuburan-kuburan mereka dan dalam surga."<ref>{{en}} {{cite web|url=http://bookofconcord.org/smalcald.php#part2.2.28|title=Smalcald Articles, Part II, Article II, paragraph 28|publisher=Bookofconcord.org|accessdate=15 August 2012}}</ref>
 
Seorang teolog Lutheran bernama [[Franz Pieper]] mengamati bahwa ajaran Luther tentang keadaan dari jiwa orang Kristen setelah kematian badani berbeda dengan teolog-teolog Lutheran setelahnya seperti [[Johann Gerhard]].<ref>{{en}} Gerhard ''Loci Theologici, Locus de Morte'', § 293 ff. Pieper writes: "Luther speaks more guardedly of the state of the soul between death and resurrection than do Gerhard and the later theologians, who transfer some things to the state between death and resurrection which can be said with certainty only of the state after the resurrection" (''Christian Dogmatics'', 3:512, footnote 21).</ref> [[Gotthold Ephraim Lessing]] (1755) sebelumnya telah sampai pada kesimpulan yang sama dalam analisisnya tentang [[ortodoksi Lutheran]] terkait isu ini.<ref>{{de}} Article in the Berlinischer Zeitung 1755 in Complete Works ed. Karl Friedrich Theodor Lachmann&nbsp;– 1838 p. 59 "Was die Gegner auf alle diese Stellen antworten werden, ist leicht zu errathen. Sie werden sagen, daß Luther mit dem Worte Schlaf gar die Begriffe nicht verbinde, welche Herr R. damit verbindet. Wenn Luther sage, daß die Seele IS nach dem Tode schlafe, so denke er nichts mehr dabey, als was alle Leute denken, wenn sie den Tod des Schlafes Bruder nennen. Tode ruhe, leugneten auch die nicht, welche ihr Wachen behaupteten :c. Ueberhaupt ist mit Luthers Ansehen bey der ganzen Streitigkeit nichts zu gewinnen."</ref>
 
''Tafsir Kitab Kejadian'' yang ditulis Luther berisi satu bagian yang menyimpulkan bahwa "jiwa tidak tertidur (''anima non sic dormit''), tetapi terjaga (''sed vigilat'') dan mengalami penglihatan-penglihatan".<ref>{{la}} Exegetica opera Latina, Volumes 5–6 Martin Luther, ed. Christopf Stephan Elsperger (Gottlieb) p. 120 "Differunt tamen somnus sive quies hujus vitae et futurae. Homon enim in hac vita defatigatus diurno labore, sub noctem intrat in cubiculum suum tanquam in pace, ut ibi dormiat, et ea nocte fruitur quiete, neque quicquam scit de ullo malo sive incendii, sive caedis. Anima autem non sic dormit, sed vigilat, et patitur visiones loquelas Angelorum et Dei. Ideo somnus in futura vita profundior est quam in hac vita et tamen anima coram Deo vivit. Hac similitudine, quam habeo a somno viventia." (Commentary on Genesis&nbsp;– ''Enarrationes in Genesin'', 1535–1545)"</ref> [[Francis Blackburne (imam)|Francis Blackburne]] pada tahun 1765 berpendapat bahwa [[John Jortin]] salah membaca ini dan bagian-bagian lain dari tulisan Luther,<ref>{{en}} Blackburne ''A short historical view of the controversy concerning an intermediate state'' (1765) p121</ref> sementara [[Gottfried Fritschel]] pada tahun 1867 menunjukkan bahwa bagian itu sebenarnya mengacu pada jiwa seseorang "dalam kehidupan ini" (''homo enim in hac vita'') yang lelah akibat kerja hariannya (''defatigus diurno labore''), yang pada malam hari memasuki kamar tidurnya (''sub noctem intrat in cubiculum suum'') dan terganggu oleh mimpi-mimpi dalam tidurnya.<ref>{{de}} [[Gottfried Fritschel]]. ''Zeitschrift für die gesammte lutherische Theologie und Kirche'' p. 657 "Denn dass Luther mit den Worten "anima non sic dormit, sed vigilat et patitur visiones, loquelas Angelorum et Dei" nicht dasjenige leugnen will, was er an allen andern Stellen seiner Schriften vortragt"</ref>