Tarekat Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan daftar pustaka berupa kitab referensi |
k Sohih, revisi yang paling mendekati kesempurnaan |
||
Baris 2:
{{rapikan}}
'''
Bermula di Bukhara pada akhir [[abad ke-14]], [[Naqsyabandiyah]] mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Perluasannya mendapat dorongan baru dengan munculnya cabang Mujaddadiyah yang diawali oleh [[Syekh Ahmad Sirhindi Mujaddidi Alf-i Tsani]] ("Pembaru Milenium kedua"). Pada akhir [[abad ke-18]], nama ini hampir sinonim dengan [[tarekat|Thoriqoh]] tersebut di seluruh [[Asia Selatan]], wilayah [[Utsmaniyah]], dan sebagian besar [[Asia Tengah]]. Ciri yang menonjol dari
Kata ''Naqsyabandiyah/Naqsyabandi/Naqshbandi'' نقشبندی berasal dari [[Bahasa Arab]] yaitu Murakab Bina-i dua kalimah ''Naqsh'' dan ''Band'' yang berarti suatu ukiran yang terpateri, atau mungkin juga dari [[Bahasa Persia]], atau diambil dari nama pendirinya yaitu [[Baha-ud-Din Naqshband Bukhari]]. Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar", "pembuat hiasan". Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan Rantai", atau "Rantai Emas". Perlu dicatat pula bahwa dalam
== Pendiri Thoriqoh Naqsyabandiyah ==
Baris 67:
Semoga Allah Merahmatinya Dan Mengaruniakan Limpahan Cahaya Kepada Kita. Amin.
== '''
Hadhrat Imam Rabbani Mujaddid Al-Tsani Syeikh Ahmad Faruqi as-Sirhindi Rahmatullah ‘alaih yang merupakan salah seorang dari Para Masyaikh Akabirin Thoriqoh Naqsyabandiyah telah berkata di dalam surat-suratnya yang terhimpun di dalam Maktub Imam Rabbani,
Baris 94:
Dengan hanya duduk bersama-sama menghadiri majelis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berkat dengan hati yang benar dan ikhlas serta penuh cinta biarpun hanya sekali, orang yang hadir itu akan mencapai kesempurnaan iman pada maqom yang tertinggi. Begitulah keadaannya apabila seseorang itu hadir dan berkhidmat dalam majelis Hadirat Naqsyabandiyah, dengan hati yang benar dan ikhlas, orang yang hadir itu akan dapat merasakan maqom Syuhud dan ‘Irfan yang hanya akan diperoleh setelah begitu lama menuruti jalan-jalan Thoriqoh yang lain.
Karena itulah Para Akabirin
“Thoriqoh kami pada kami hakikatnya merupakan Thoriqoh yang dilakukan oleh Para Sahabat”.
Dan dikatakan juga,
Baris 102:
Yakni barangsiapa yang menuruti Thoriqoh kami, dia takkan diharamkan dari menurutinya dan barangsiapa yang Takdir Allah semenjak azali lagi telah diharamkan dari menuruti jalan ini, mereka itu sekali-kali takkan dapat menurutinya.
Di dalam Thoriqoh Naqsyabandiyah, Dawam Hudhur dan Agahi (senantiasa berjaga-jaga) menduduki maqom yang suci yang mana di sisi Para Sahabat Ridhwanullah ‘Alaihim Ajma’in dikenali sebagai Ihsan dan menurut istilah Para
“Bahwa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Nya”.
Baris 108:
Semoga Allah Mengaruniakan Kita Taufik serta Hidayah.
== Perkembangan Thoriqoh Naqsyabandiyah di Dunia ==
Al –‘Ajzu ‘An Darakil Idraki Idraku| Adapun gelar nama Thoriqoh Naqsyabandiyah ini masyhur bermula pada zaman Hadhrat Shah Baha'uddin Naqsyabandi Rahmatullah ‘alaih. Menurut Hadhrat Syeikh Najmuddin Amin Al-Kurdi Rahmatullah ‘alaih di dalam kitabnya Tanwirul Qulub bahawa nama Thoriqoh Naqsyabandiyah ini berbeda-beda menurut zaman.
Baris 134:
Dalam perjalanan mencapai kebenaran yang hakiki, terdapat dua kaidah jalan yang biasa diperkenalkan oleh Para Masyaikh Thoriqoh, yaitu sama ada sesebuah Thoriqoh itu menuruti Thoriqoh Nafsani ataupun Thoriqoh Ruhani.
Thoriqoh Nafsani mengambil jalan pendekatan dengan mendidik Nafsu dan menundukkan keakuan diri. Nafsu atau keakuan diri ini adalah sifat Ego yang ada dalam diri seseorang. Nafsu dididik untuk menyelamatkan ruh dan jalan Thoriqoh Nafsani ini amat sukar dan berat karena Salik perlu melakukan segala yang berlawanan dengan kehendak Nafsu, merupakan suatu perang Jihad dalam diri seseorang Mukmin. Thoriqoh Ruhani adalah lebih mudah yang mana pada mula-mula sekali Ruh akan disucikan tanpa menghiraukan tentang keadaan Nafsu. Setelah Ruh disucikan dan telah mengenali hakikat dirinya yang
Kebanyakan jalan Thoriqoh yang terdahulu menggunakan pendekatan Thoriqoh Nafsani, namun berbeda dengan Para Masyaikh Silsilah ‘Aliyah Naqsyabandiyah, mereka menggunakan pendekatan Thoriqoh Ruhani yaitu dengan mendidik dan mensucikan Ruh Para Murid mereka terlebih dahulu, seterusnya barulah menyucikan Nafsu.
Baris 167:
Thoriqoh menurut pengertian bahasa berarti jalan, aliran, cara, garis, kedudukan tokoh terkemuka, keyakinan, mazhab, sistem kepercayaan dan agama. Berasaskan tiga huruf yaitu huruf Ta, Ra dan Qaf. Ada Masyaikh yang menyatakan bahwa huruf Ta berarti Taubat, Ra berarti Ridho dan Qaf berarti Qona’ah. Lafal jamak bagi Thoriqoh ialah Taraiq atau Turuq yang berarti tenunan dari bulu yang berukuran 4 hingga 8 hasta dan dipertautkan sehelai demi sehelai. Thoriqoh juga berarti garisan pada sesuatu seperti garis-garis yang terdapat pada telur dan menurut Al-Laits Rahmatullah ‘alaih, Thoriqoh ialah tiap garis di atas tanah, atau pada jenis-jenis pakaian.
== Ijazah
Dalam tasawuf, seperti dalam setiap disiplin Islam yang serius seperti fiqh, tajwid, dan hadis, seorang murid harus memiliki master atau 'syekh' dari siapa mengambil pengetahuan, orang yang dirinya telah diambil dari master, dan begitu pada, dalam rantai master terus kembali kepada Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam) yang adalah sumber segala pengetahuan Islam. Dalam tradisi Sufi, ini berarti tidak hanya bahwa Syekh ini telah bertemu dan mengambil
Silsilah tersebut transmisi dari garis lurus dari master adalah salah satu kriteria yang membedakan jalan sufi yang benar 'berhubungan' (
<!--
Baris 534:
Dan masih banyak lainya. (silahkan pondok pesantren/surau di Indonesia yang terdapat mursyid untuk mengisi di kolom ini)
== Silsilah
[[Berkas:
Silsilah [[Mursyid]] Thoriqoh [[Naqsyabandiyah]] Al-Mujaddadiyah [[:en:Khâlid-i_Baghdâdî|Al-Khalidiyah]] dengan silsilah sebagai berikut :
Baris 577:
Dari [[Mursyid]] Al-’Arif Billah Asy-Syaikh [[Ali Ridha]] q.s inilah yang kemudian banyak ulama' Indonesia mendapatkan Ijazah Mursyid darinya untuk menyebarkan ajaran Thoriqoh Naqsyabandiyah di tanah air.
== Silsilah
Silsilah [[Mursyid]] Thoriqoh Qodiriyah wa [[Naqsyabandiyah]] dengan silsilah sebagai berikut :
Baris 588:
* [http://www.baitulamin.org/ Surau Baitul Amin - Bojongsari Depok]
* [http://www.youtube.com/watch?v=DfyDyydQziM/ Hadrat Syaikh Muhammad Irfa'i Nahrawi An Naqsyabandie QS]
*Tanwirul Qulub. (buku Induk Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah). Karya Syekh MUhammad Amin al-Kurdi.
*Risalatul Qudsiyah
*Mukasyafatul Qulub
*Quthul Qulub
*Kitab al-Hikam.
[[Kategori:Tarekat|Naqsyabandiyah]]
|